Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KAA 2015 Berpotensi Jaring Investasi Baru di Sektor Tambang

Rangkaian peringatan ke-60 Konferensi Asia-Afrika yang diselenggarakan di Indonesia berpeluang menjaring investasi baru. Salah satu yang dibidik adalah perusahaan pengolahan tambang asal Afrika.
Sektor pertambangan batu bara/Ilustrasi-Antara
Sektor pertambangan batu bara/Ilustrasi-Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Rangkaian peringatan ke-60 Konferensi Asia-Afrika yang diselenggarakan di Indonesia berpeluang menjaring investasi baru. Salah satu yang dibidik adalah perusahaan pengolahan tambang asal Afrika. 

Deputi bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Azhar Lubis menuturkan investasi dari negara-negara Asia sudah banyak masuk ke Indonesia. Namun, dari perusahaan-perusahaan asal Afrika dinilai masih minim. 

"Nah Afrika nih, harusnya dua arah mereka ke sini, kita ke sana. Kalau menurut saya harus banyak konteks people to peolpe dan business to business ya," ujarnya di sela-sela Senior Ministers Meeting KAA, Minggu (19/4/2015). 

Berdasarkan data BKPM, pada 2013 investasi langsung (foreign direct investment/FDI) dari negara-negara Afrika di Indonesia mencapai US$801,7 juta dan menyusut menjadi US$664 juta pada 2014. 

Dari 22 negara Afrika yang berinvestasi di Indonesia, investasi terbesar berasal dari Mauritius yakni sebesar US$1,05 miliar pada 2012, US$780 juta pada 2013, dan US$540,7 juta pada 2014. 

Azhar menilai Afrika Selatan sebagai negara investor yang potensial. Terutama di bidang pengolahan tambang. Untuk itu, BKPM bakal membuka peluang penjajakan investasi untuk mengundang investor Afsel membuat industri penghiliran tambang di Indonesia. 

"Afrika Selatan kan punya pengolahan tambang. Perusahaan yang besar itu Sasol Limited," ungkapnya. 

Sasol Limited merupakan perusahaan energi dan kimia yang terintegrasi berbasis di Johannesburg, Afrika Selatan. Sasol melakukan eksplorasi, pengembangan, produksi, dan penjualan migas dan kimia di 38 negara, termasuk Qatar, Uzbekistan, dan Mozambik. 

Sementara itu, untuk meningkatkan kerja sama ekonomi, BKPM mengusulkan Asia-Afrika Business Forum menggelar pertemuan dua tahun sekali agar penjajakan potensi investasi di dua kawasan ini makin terbuka lebar. 

"Jangan 10 tahun sekali seperti ini. Bisa dua tahun sekali, di Asia dan Afrika. Kalau begitu kan akan tahu peluang-peluangnya. Harus sering ketemu, bisnis itu kan trust," pungkas Azhar. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper