Bisnis.com, JAKARTA– Kepulauan Halmahera menjadi terkenal di kalangan pecinta batu alam karena hasil batu permatanya yang mendunia seperti batu bacan.
Sayangnya di kawasan tersebut, justru tidak ada pusat showroom batu seperti di Pusat Batu Permata di Pasar Rawa Bening Jatinegara, Jakarta Timur.
Para pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Pengrajin Penambang Batu Permata Halamera Selatan berharap pemerintah pusat dan pemerintah daerah bisa membangun pusat kerajinan batu akik sehingga bisa mendorong peningkatan perekonomian lokal.
“Kementerian Perdagangan perlu membuat showroom besar seperti di Rawa Bening supaya semua barang dan perajin kumpul di sana. Perlu juga ada pasar lelang di sini supaya transaksinya bisa menguntungkan daerah,” kata Ketua Asosiasi, Akmal Iskandar Alam kepada Bisnis.
Dia menuturkan meski batu akik asal Halmahera sudah sering diekspor dan dijual dengan harga mahal, perdagangannya tidak memberi sumbangsih terhadap PAD. Begitu pun transaksi ekspornya sering tidak terdeteksi karena dilakukan secara hand carry.
Karena itu dia juga mendesak pemerintah daerah untuk mengatur tata niaga batu-batu produksi daerah, terutama batu bacan.
“Kalau bisa dikontrol agar proses pengolahannya semua di sini (Halmahera) jangan dibawa ke Jakarta, jadi pengusaha lokal bisa meningkat transaksinya dan PAD juga bertambah,” ujarnya.
Dia yakin, perdagangan batu akik juga akan bisa mengkerek nilai ekspor secara optimal jika mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah dan Kementerian Perdagangan.
Sebagai informasi, kinerja ekspor komoditas perhiasan/permata pada kuartal pertama 2015 mengalami lonjakan yang cukup besar sebesar 51.8% dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan kinerja ekspor produk tersebut pada Januari – Maret 2014 tercatat sebesar US$1.301,7 juta yang kemudian melonjak menjadi US$1.975,4 juta.