Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Menteri Luar Negeri A.M. Fachir menilai diplomasi ekonomi Indonesia dengan Iran masih perlu ditingkatkan demi menggenjot nilai perdagangan bilateral kedua negara.
“Nilai perdagangan bilateral saat ini jelas tidak menunjukkan potensi yang sebenarnya. Untuk dua negara besar seperti Indonesia dan Iran, bahkan nilai perdagangan US$2 miliar per tahun masih terlalu kecil,” katanya, seperti dilansir dalam rilis Kemenlu yang diterima, Senin (13/4/2015).
Hal ini disampaikan Fachir saat menerima menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Iran Mohammadi Nasrabadi akhir pekan lalu.
Selaku Ketua Kelompok Kerja Diplomasi Ekonomi, Fachir berujar kedua negara harus memperkuat kembali bentuk kerja sama ekonominya agar sanggup melampaui angka tersebut.
Sementara itu, Dubes Mohammadi juga menyampaikan komitmen yang sama dari Pemerintah Iran untuk kembali meningkatkan nilai perdagangan bilateral.
“Salah satu cara, adalah dengan melibatkan sektor perbankan kedua negara untuk mencari solusi bersama permasalahan atas penyelesaian transaksi ekspor dan impor,” katanya.
Kedua pihak juga sepakat mengembangkan kerja sama riset dan teknologi, pariwisata, budaya, dan pendidikan.
Nilai perdagangan bilateral Indonesia dan Iran pada 2013 dan 2014 hanya mencapai US$568 juta dan US$430 juta. Padahal, total perdagangan kedua negara sebelumnya selalu berada diatas US$1 miliar.
Penurunan signifikan terjadi pada berhentinya impor migas Indonesia dari Iran, sebagai akibat dari sanksi ekonomi perdagangan unilateral kepada Iran.
Potensi perdagangan kedua negara sangat besar mengingat sifat perdagangan komplementer kedua negara.
Iran membutuhkan hasil-hasil pertanian dan perkebunan Indonesia seperti minyak sawit, teh, dan kopi. Adapun Iran adalah negara kaya minyak dan gas, serta unggul pada industri energi, teknologi infrastruktur, dan manufaktur.
Fachrir berujar meski saat ini ada kesulitan pengembangan kerja sama, kesempatan harus selalu diciptakan.
Beberapa waktu lalu delegasi kamar dagang dan industri kedua negara sudah saling berkunjung. Dia menyambut baik rencana delegasi pengusaha Iran yang akan hadir dalam ajang Asia-Africa Business Summit 2015.
Dia juga mengapresiasi Presiden Iran Hassan Rouhani yang sudah mengkonfirmasi akan hadir dalam peringatan Konferensi Asia-Afrika (KAA) mengingat posisi Iran saat ini sebagai pemegang keketuaan Gerakan Non-Blok.