Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siba Surya Usulkan Biaya Tambahan Antisipasi Fluktuasi Harga BBM

PT Siba Surya, perusahaan jasa transportasi dan pengiriman barang di Jawa Tengah, mendorong pemerintah menerapkan biaya tambahan bahan bakar atau fuel surcharge sebagai antisipasi fluktuasi harga bahan bakar minyak.
Kilang minyak & gas/Bisnis.com
Kilang minyak & gas/Bisnis.com

Bisnis.com, SEMARANG - PT Siba Surya, perusahaan jasa transportasi dan pengiriman barang di Jawa Tengah, mendorong pemerintah menerapkan biaya tambahan bahan bakar atau fuel surcharge sebagai antisipasi fluktuasi harga bahan bakar minyak.

Stefanus Suryaatmadja, Direktur Operasional PT Siba Surya, mengatakan kalangan pengusaha meminta kepada pemerintah untuk tegas menetapkan fuel surcharge guna mengatasi persoalan kenaikan harga BBM yang saat ini mengikuti pasar dunia.


Belakangan ini, ujarnya, kalangan pengusaha jasa pengiriman dan transportasi kebingungan dalam menentukan tarif atau biaya produksi yang harus mengikuti harga BBM. Sementara fakta di lapangan, kenaikan biaya produksi kurang dapat diterima oleh konsumen.

Alhasil, pengusaha merasa dirugikan karena tidak ada regulasi tegas dari pemerintah.

“Apapun langkah pemerintah untuk menerapkan itu, asalkan dikaji secara matang dan mempertimbangkan aspek riil di lapangan. Bukan berdasarkan hitungan di atas kertas dan teori,” ujar Stefanus yang dipanggil Steve kepada Bisnis.com, Rabu (8/4/2015).


Steve mengatakan pemerintah selama ini dinilai kurang siap dengan kebijakan yang dibuat sendiri. Akibatnya, kalangan pengusaha banyak dirugikan dengan kondisi perekonomian makro di Indonesia.

“Yang penting, dunia usaha butuh kepastian. Tidak bisa digantung terus, atau policy justru bertabrakan,” ujarnya.

Pihaknya mengatakan adanya fluktuasi harga BBM dan terjadinya depresiasi rupiah terhadap dolar AS belakangan ini berpengaruh pada penurunan bisnis jasa pengiriman barang sekitar 10%.

Dia mengatakan imbas lain atas depresiasi rupiah yang dirasakan pengusaha yakni harga spare part dan ban mobil.

Steve berharap pada pelaku bisnis ini dapat mengubah mindset untuk tidak berkutat dengan jasa layanan dengan tawaran harga murah tanpa memedulikan kualitas layanan kepada konsumen.

Saat ini, katanya, persaingan bisnis jasa pengiriman barang semakin ketat menjelang implementasi masyarakat ekonomi Asean atau MEA.

Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) Jateng Tony Winarno menerangkan kebijakan pemerintah melepas harga BBM sesuai pasar dunia sangat memberatkan seluruh pelaku usaha, termasuk jasa pengiriman.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khamdi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper