Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Hambatan Ekspor Produk Otomotif Indonesia

Direktur Pengembangan Ekspor Nasional Nus Nuzulia Ishak mengatakan ada beberapa kendala yang menjadi hambatan ekspor produk otomotif dan komponennya.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Direktur Pengembangan Ekspor Nasional Nus Nuzulia Ishak mengatakan ada beberapa kendala yang menjadi hambatan ekspor produk otomotif dan komponennya.

Selama ini  pertumbuhan sektor otomotif terkendala beberapa masalah a.l. biaya logistik yang tinggi akibat buruknya infrastruktur penunjang ekspor, biaya tenaga kerja dan tarif listrik yang tinggi.

Selain itu, belum tersedianya laboraturium uji komponen yang diakui secara global, maraknya komponen kendaraan bermotor ilegal dengan harga yang sangat murah, bunga bank yang tinggi, lamanya proses dan berbelitnya pengurusan fasilitas Bea Masuk Ditanggung Pemerintah atas impor bahan baku, kemungkinan pengenaan Bea Masuk safeguard  bagi bahan baku industri komponen, dan kurangnya insentif bagi perusahaan yang ingin melakukan R&D.

Dengan berkembangnya basis produksi produk otomotif Indonesia, Nus menambahkan, hal tersebut bisa menjadi pendorong ekspor Indonesia, karena di waktu yang sama, beberapa negara produsen lainnya masih mengalami masalah di dalam negeri.

Thailand misalnya, menghadapi permasalah kenaikan upah karyawan serta keterbatasan tenaga ahli di sektor otomotif. Produsen di India juga mengeluhkan tingginya biaya produksi yang membuat mereka semakin tidak kompetitif dibanding China.

Sementara itu, di China pemerintah negara tersebut menerapkan proteksi industri otomotifdalam negerinya melalui kebijakan tarif impor produk otomotif untuk mendorong produksi otomotif di dalam negerinya.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian Saleh Husin meminta para produsen otomotif di Indonesia meningkatkan komposisi ekspornya dari total kapasitas produksi di dalam negeri, termasuk kepada PT Isuzu Astra Motor yang pada Selasa (7/6/2015) membuka pabrik barunya dengan kapasitas sebesar 52.000 unit per tahun.

“Pada kesempatan ini saya meminta kepada Isuzu, agar untuk produksinya tidak hanya dpasarkan didalam negeri, tetapi minimal pasar ekspornya 50% harus diekspor ke luar negeri, dan ini betul-betul untuk ekspor ke berbagai negara,” katanya.

Hal tersebut, menurut Saleh, mesti dilakukan untuk mempercepat pengembalian investasi yang telah ditanamkan. Selain itu juga dapat membantu Indonesia mengurangi defisit perdagangan otomotif yang membebani perekonomian Indonesia.

Neraca perdagangan produk otomotif dan komponen Indonesia pada 2014 mengalami defisit sebesar US$2,17 miliar. Angka itu menurun tajam hingga 59,15% dari tahun sebelumnya sebesar US$5,32 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper