Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BERCOCOK BAWANG MERAH: Cerita Taswadi dari Brebes Berbagi Ilmu ke Melawi

Tidak berhasil jika tidak mencoba, begitu pepatah lama yang dilakoni Taswadi, seorang petani yang berhasil mengembangkan budi daya komoditas bawang merah, di Kabupaten Melawi, Provinsi Kalimantan Barat.

Bisnis.com, PONTIANAK – Tidak berhasil jika tidak mencoba, begitu pepatah lama yang dilakoni Taswadi, seorang petani yang berhasil mengembangkan budi daya komoditas bawang merah, di Kabupaten Melawi, Provinsi Kalimantan Barat.

Petani berusia 46 tahun ini, tidak ragu sedikit pun menanam bibit bawang merah di atas lahan 1,5 hektare di dusun Lengkong Yadong, Kecamatan Ella Hilir. Wajahnya sumringah, kala menceritakan pengalamannya menanam bawang merah kepada Bisnis.com, belum lama ini.

Sejak pertengahan 2014, dia meninggalkan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, untuk menjadi petani transmigrasi guna mengembangkan komoditas itu, di Kabupaten Melawi. Taswadi sesungguhnya, petani bawang merah di Brebes, tepatnya di Kecamatan Larangan.

Kesuksesannya membudi daya komoditas bawang merah di Brebes sejak 1979 membuat Dinas Pertanian Provinsi Kalbar kepincut mendatangkan langsung Taswadi dan rekannya dari Brebes ke Melawi.

Sesekali menunjukkan dan menguliti satu siung atau ulas umbi bawang merah kepada Bisnis.com, Taswadi menceritakan bahwa dia merupakan salah seorang pengurus inti pengembangan bawang merah di kecamatan yang merupakan satu di antara sentra penghasil bawang merah terbesar, di Tanah Air itu.

“Tanah dan cuaca di Melawi sangat cocok untuk ditanam bawang merah. Malahan dibandingkan dengan bawang yang didatangkan dari Jawa, bawang yang kami produksi di Melawi ini, aromanya lebih harum dan pedasnya terasa,” kata Taswadi.

Dia mengakuti lahan yang digunakan untuk menanam bawang merah belum luas, karena masih tahap percobaan yaitu baru mengembangkan seluas 1,5 hektare. Meski demikian, sejak memulai tanam pada September 2014, kini sudah dapat menghasilkan 8-10 ton bawang merah.

“Minimal kalau tanam 5 kuintal bibit di lahan 0,5 hektare maka hasilnya minimal 4 ton dengan jadwal masa tanam hingga panen tiba, selama 2 bulan,” katanya. Di Melawi, ada 3 kelompok petani dan tiap kelompok mencapai 12 orang mengembangkan budi daya bawang merah.

Meski begitu, kata dia, ada perbedaan metode tanam dari petani bawang merah dari Melawi dengan Brebes. Menurutnya, petani di Melawi belum terbiasa menggunakan biji sebagai bibit tanam. Sehingga petani lebih memilih bibit umbi bima curut dan manjung itu.

Masa jadwal panen dengan bibit biji memang lebih lama yaitu 3 bulan sementara kalau langsung menggunakan umbi lebih cepat yaitu 60 hari.

“Pada April ini kami akan membantu Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Desa Batu Nanta, Kecamatan Belimbing sebanyak 500 demplot meter persegi,” katanya.

Sementara itu, Kadis Pertanian Provinsi Kalbar Hazairin mengatakan pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pertanian memprogramkan pengembangan budi daya bawang merah di luar Jawa, termasuk ke Kalbar.

Dia mengatakan untuk saat ini, baru Kabupaten Kubu Raya, Kota Pontianak dan Kabupaten Melawi yang dipercayakan sebagai wilayah untuk mengembangkan komoditas itu. Bibit didatangkan langsung dari kluster-kluster bawang merah di Brebes.

“Pemerintah pusat minta kepada Kalbar bisa dikembangkan lahan seluas 15-30 hektare sehingga potensi produksi bisa menghasilkan 150 ton per tahun. Jadi kan sayang tanah dan iklim di sini cocok, kenapa tidak dikembangkan,” katanya.

Untuk beberapa wilayah di Kota Pontianak, lanjutnya, ada yang mengembangkan menggunakan pot-pot dan berhasil di panen. Bahkan, pihaknya telah melakukan kerjasama dengan Lapas Kelas IIA Pontianak sehingga para warga binaan telah panen 400 kilogram bawang merah.

Padahal, Kota Pontianak membutuhkan 7 ton per hari bawang merah atau hampir 20 ton per hari saja untuk seluruh Kalbar. Dengan kelebihan produksi itu bisa mengisi produksi bawang merah nasional.

“Memang baru mencoba menanam, sejak tahun lalu dan ternyata berhasil. Ini upaya mengurangi ketergantungan bawang merah dari luar provinsi."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper