Bisnis.com, JAKARTA-- PT AKR Land Development, mengincar Ubud, Bali sebagai proyek besarnya pada 2016. Rencananya, proyek itu akan dikembangkan resor yang terdiri dari vilatel dan kondotel dengan nama Ubud Royal Chateau.
CEO AKR Land Widijanto mengatakan Ubud Royal Chateau masuk dalam agenda pengembangan proyek tiga tahunan yang digagas oleh perusahaan. Perusahaan mengucurkan Rp3 triliun untuk mendanai proyek yang digarap pada 2015, 2016 dan 2017. Adapun nilai kapitalisasi yang dipatok kurang lebih Rp5 triliun dalam kurun waktu yang sama.
"Kami telah merancang proyek yang akan kami kembangkan hingga 2017. Konsentrasi di Pulau Dewata akan dilakukan pada 2016," katanya saat ditemui Bisnis di Jakarta, belum lama ini.
Dia menambahkan Royal Ubud Chateau dikembangkan di atas lahan seluas 12 ha. Proyek yang sudah masuk tahap finalisasi perizinan itu terdiri dari 200 unit villa dan hotel bintang 5. Untuk pengembangan hotel, perusahaan telah melakukan tanda tangan nota kesepahaman dengan operator hotel Pullman, yang merupakan klasemen tertinggi bintang 5 milik Accor Group.
"Pembangunan Ubud Royal Chateau ditargetkan memakan waktu 3,5 tahun," ujarnya.
Dipilihnya Ubud, lanjut dia, disebabkan harga tanah yang belum menjulang. Menurutnya, harga tanah di Ubud masih manusiawi dibandingkan dengan beberapa titik lokasi di Bali yang harga tanahnya melambung seperti Kuta dan Seminyak.
"Harga [tanah] di Kuta dan Seminyak sudah naik gila-gilaan. Kalau di Ubud, masih dapat ditemui harga tanah Rp1-2 juta per meter persegi. Bandingkan dengan harga di Kuta yang mencapai lebih dari Rp30 juta per m2," katanya.
Baginya, Ubud sangat potensial dikembangkan resor dengan menggaet turis mancanegara. Lagipula, tekstur alam Ubud merupakan perbukitan dan pegunungan yang membuat kawasan tersebut tidak bising dan memiliki privasi tersendiri.