Bisnis.com, SEMARANG—Wacana pembukaan impor komoditas bawang merah dinilai tidak mendesak direalisasikan meyusul potensi peningkatan pasokan pada periode panen raya April-Juni, khususnya di wilayah Jawa Tengah.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jateng Suryo Banendro berharap pemerintah tidak serta merta mengambil tindakan tersebut.
Dia mengungkapkan pada Januari 2015 total produksi komoditas bawang merah di Jateng mencapai 67.978 ton. Jumlah itu menurun menjadi sekitar 36.000 ton pada Februari dan 21.191 ton pada bulan ini.
Kendati begitu, dia mengatakan Jawa Tengah tetap mampu memberikan kontribusi yang signifikan pada pasokan nasional.
Menurutnya, pada Januari 2015 Jawa Tengah berkontribusi sebesar 61% pasokan bawang merah nasional. Jumlah tersebut terus menurun pada dua bulan berikutnya, yakni 42,6% pada Februari dan 33,5% pada Maret 2015.
Kontribusi tersebut, ungkapnya, berpotensi terus ditingkatkan dengan panen raya pada kuartal II/2015, terutama di Kabupaten Brebes yang merupakan sentra produksi komoditas bawang merah.
“Penurunan Januari-Maret tersebut hanya karena soal pola tanam. Jateng akan ada penen raya dan pasti berkontribusi besar seperti dari Brebes, Tegal, Pemalang, Kendal, Demak, Tati, Temanggung, Boyolali, Kebumen, dan lain-lainnya,” ungkapnya kepada Bisnis, Senin (23/3).
Suryo optimistis kontribusi Jateng akan tetap signifikan dengan potensi panen raya yang dimulai April hingga Maret.
Pada awal mula panen raya, produksi komoditas di Jateng diperkirakan naik ke 33.000 ton. Jumlah itu, akan terus meningkat hingga Juni dengan total produksi 62.500 ton.
Suryo mengungkapkan jumlah produksi tersebut akan dikurangi 10% untuk benih komoditas.
Sedangkan, total kebutuhan konsumsi bawang merah regional Jateng diperkirakan mencapai 7.402 ton per bulan.
Angka itu, jelas Suryo, diperoleh dengan membandingkan data Badan Pusat Statistik tentang kebutuhan rata-rata bawang merah pada setiap individu di Jateng yang hanya berkisar 0,22 kg per bulan.
“Jateng masih banyak surplus ke depannya dengan potensi besar pada masa panen raya,” ungkapnya.
Dengan perkiraan total kontribusi Jateng masih akan cukup besar kepada kebutuhan nasional dalam semester I/2015, Suryo berharap wacana kebijakan impor komoditas tidak jadi direalisasikan pemerintah.
Apalagi, jelasnya, saat ini petani baru saja menikmati peningkatan harga yang ternyata tidak terlalu signifikan, khususnya di Jawa Tengah.
Dia menuturkan penurunan harga akan terjadi pada akhir Maret atau awal April menyusul dimulainya masa panen raya.
“Sekarang harganya baru dinikmati petani. Tapi, tidak perlu khawatir akan kembali stabil dalam waktu dekat,” tegasnya.
Guru Besar Ekonomi dari Universitas Kristen Satya Wacana, Daniel D. Kameo, mengatakan pemerintah tidak perlu melakukan kebijakan impro menghadapi situasi kenaikan harga komoditas tersebut.
Hal itu, jelasnya, juga perlu dilakukan jika situasi kenaikan harga terjadi pada setiap komoditas lain, seperti beras, daging, buah dan sayur.
Pasalnya, dia menilai kebijakan tersebut sudah terbukti setiap tahun hanya menjadi solusi jangka pendek dan merugikan para petani.
“Kita tidak boleh impor. Ini tidak akan lama, masyarakat perlu diberitahu itu sebab akan ada panen raya. Biarkan petani menikmati itu sebentar saja,” tegasnya.
Daniel menyatakan saat ini menjadi momentum bagi pemerintah untuk memberikan solusi baru menghadapi situasi peningkatan harga komoditas musiman.
Pasalnya, dia menilai ada pihak-pihak tertentu yang sengaja mengarahkan impor komoditas agar memeroleh keuntungan.
“Sudah saatnya membenahi tidak dengan solusi jangka pendek yang sudah jadi instrumen tahunan. Kita punya tanah dan yang mengatakan tidak bisa tentunya para mafia,” katanya.
Sementara itu, Messy Widiastuti, Sekretaris Komisi B DPRD Jateng, yang membawahi bidang perekonomian, menegaskan pihaknya akan menagih janji Presiden Joko Widodo apabila kebijakan impor komoditas bawang merah direalisasikan.
”Saat kampanye, Jokowi sudah menjanjikan akan berdikari di bidang ekonomi, swasembada seluruh bahan pangan, tanpa melakukan impor lagi,” tegasnya.
Tanpa Impor, Jateng Klaim Mampu Pasok Bawang Merah
Wacana pembukaan impor komoditas bawang merah dinilai tidak mendesak direalisasikan meyusul potensi peningkatan pasokan pada periode panen raya April-Juni, khususnya di wilayah Jawa Tengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Oktaviano DB Hana
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
9 jam yang lalu