Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Untuk Setrum Saja, Bosowa Group Kuras US$550 Juta

Kelompok bisnis yang berbasis di Makassar, Bosowa Group, dalam 5 tahun terakhir menggelontorkan US$550 juta untuk pembangunan pembangkit listrik di Sulawesi Selatan.
CEO Bosowa Group Erwin Aksa dengan latar belakang PLTU Bosowa Tahap I/Jibiphoto
CEO Bosowa Group Erwin Aksa dengan latar belakang PLTU Bosowa Tahap I/Jibiphoto

Bisnis.com, JENEPONTO, Sulsel - Kelompok bisnis yang berbasis di Makassar, Bosowa Group, dalam 5 tahun terakhir menggelontorkan US$550 juta untuk pembangunan pembangkit listrik di Sulawesi Selatan.

Aksi paling anyar dari korporasi bisnis tersebut adalah dimulainya proyek pembangkit listrik tahap kedua berkapasitas 250 MW dengan investasi US$300 juta.
 
PLTU Jeneponto Line 2 tersebut diestimasi mampu memasok kebutuhan listrik Sulsel secara efektif pada 2017.

Pada 2013, Bosowa Group melalui anak usahanya PT Bosowa Energy juga telah memasok kebutuhan listrik di daerah ini dengan daya 2x125 MW melalui PLTU Line 1 yang menelan investasi US$250 juta.

Secara keseluruhan, Bosowa Energy akan memasok hingga 500 MW listrik Sulsel yang disalurkan oleh PT PLN (Persero).

CEO Bosowa Group Erwin Aksa menerangkan secara kumulatif PLTU Jeneponto telah menelan investasi sebesar US$550 juta yang diperoleh melalui skema kerja sama dengan investor asal China.

"Kebutuhan listrik d daerah ini terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi yang tinggi di atas rata-rata nasional. Terlebih, kami menyadari jika industri juga bisa optimal dan tumbuh tinggi kalau tersedia listrik yang cukup," katanya, Kamis (19/3/2015).

Erwin memproyeksikan PLTU Jeneponto mampu menyuplai daya listrik hingga 30% dari total kebutuhan di Sulawesi Selatan.

Menurutnya, PLTU Jeneponto Line 1 dan Line 2 terdiri dari 4 unit mesin pembangkit yang terintegrasi dengan jaringan transmisi PLN.

“Dengan hadirnya PLTU Jeneponto, pasokan kebutuhan listrik Sulsel bisa lebih terjaga sehingga tidak hanya memenuhi kebutuhan listrik masyarakat, tapi juga mampu memasok kebutuhan listrik untuk industri skala kecil menengah dan industri besar,” paparnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Amri Nur Rahmat
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper