Bisnis.com, JAKARTA -- Direktur Kimia Dasar Kemenperin Muhammad Khayam menyatakan jika realisasi pabrik garam industri PT Cheetham Garam Indonesia di Nagekeo, NTT dapat menarik investor lain. Beberapa pemain lain yang mungkin ikut masuk adalah PT Garam, Indofood, dan Roda Mas Group.
“Harus ada upaya sungguh-sungguh dari pemerintah untuk golkan ini. Kalau tidak kita akan kehilangan lagi investor potensia yang bisa memulai produksi garam industri ini,” tuturnya, di Jakarta, Rabu (18/3/2015).Apabila masalah ketersediaan lahan clean and clear untuk pabrik Cheetham senilai US$25 juta - US$30 juta bisa teratasi diperkirakan pada 2018 bisa beroperasi. Proyeksi ini dengan asumsi konstruksi dimulai pada 2015 dan memakan waktu tidak lebih dari dua tahun.
Menteri Perindustrian Saleh Husin menandatangani MOU antara PT. Cheetham Garam Indonesia dengan Bupati Kota Nagekeo Elias Djo, disaksikan oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya (kanan), pada acara Penandatanganan MOU Percepatan Pelaksanaan Industri Garam, di Kupang-NTT, belum lama ini./www.kemenperin.go.id |
Khayam berpendapat harga garam industri dari pabrik Cheetham kelak bisa kompetitif dengan produk impor. “Kalau main tonase besar harga pasti akan ter-reduce. Kalau tonasenya kecil pasti kalah dengan impor,” ucapnya.
Oleh karena itu Kemenperin mendesak bupati Nagekeo segera mendatangi menteri agraria dan tata ruang guna diskusikan soal lahan. Perindsutrian merekomendasikan agar dipindahkan lahan 250 – 270 ha lahan bekas reformasi agraria yang sekarang belum clean and clear.