Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dianggap Tak Efisien, Pertamina Ngotot Operasikan Kilangnya

PT Pertamina (Persero) ngotot tidak akan menghentikan operasional atau shut down kilang yang dianggap tidak efisien dalam memproduksi bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri.

Bisnis.com, MEDAN—PT Pertamina (Persero) ngotot tidak akan menghentikan operasional atau shut down kilang yang dianggap tidak efisien dalam memproduksi bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri.

Dwi Soetjipto, Direktur Utama Pertamina, mengatakan perusahaan masih memikirkan cara untuk mengoptimalkan enam kilang yang dimilikinya saat ini. Badan usaha milik negara itu akan menekan biaya dari pos pengeluaran yang bisa diefisiensikan.

“Memang kilang kami menggunakan teknologi lama, tetapi kan dapat di-upgrade. Jadi tidak langsung disetop begitu saja, kalau seperti itu kan cari gampangnya saja,” katanya.

Dwi menuturkan perusahaan akan melihat kembali spesifikasi, proses pembuatan BBM, dan distribusi bahan baku serta produk yang dihasilkan dari kilangnya. Perusahaan bisa saja mengambil opsi untuk menekan biaya distribusi agar proses pengolahan BBM di kilang miliknya saat ini bisa kebih efisien.

Menurutnya, Pertamina lebih baik mengurangi kapasitas produksi BBM dari kilangnya saat ini, sambil menunggu proses upgrade teknologinya. Pasalnya, saat ini sebagian besar kilang tersebut mengolah minyak mentah jenis light sweet yang didatangkan dari luar negeri.

“Kalau memang menggunakan crude [minyak mentah] impor dianggap tidak efisien, ya oke kami turunkan dulu kapasitas produksinya,” ujarnya.

Tidak efisiennya kilang milik Pertamina berdampak pada ongkos produksi BBM yang lebih mahal dibandingkan dengan nilai beli BBM impor. Hal itu tentu saja berdampak pada naiknya harga jual BBM di tengah masyarakat.

Dari enam kilang yang dimiliki Pertamina, hanya Kilang Balongan di Indramayu, Jawa Tengah yang dianggap efisien dalam memproduksi BBM, sedangkan Kilang Kasim di Papua menjadi fasilitas pengolahan yang paling tidak efisien.

Penutupan kilang milik Pertamina juga sebenarnya bukan langkah yang mudah, karena akan meningkatkan impor BBM, dan membuat ketahanan energi nasional menjadi lebih rentan terhadap fluktuasi harga minyak global.

Selain itu, penutupan kilang juga akan berdampak pada produksi minyak nasional, karena minyak yang diproduksi di beberapa lapangan migas dialirkan langsung menuju kilang melalui pipa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lili Sunardi
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper