Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan kelapa sawit diminta untuk menyisihkan 30% limbahnya guna mendukung program pakan mandiri.
Kebutuhan limbah ini diperlukan untuk memproduksi maggot yang dibudidaya dari bungkil kelapa sawit sebagai media ternak. Maggot merupakan larva dari serangga jenis black soldier fly.
Nantinya, serangga ini akan digunakan sebagai subtitusi tepung ikan bagi pakan mandiri guna mencapai target penurunan biaya produksi hingga di bawah 60% sekaligus meningkatkan produksi perikanan budidaya.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Soebjakto mengatakan permintaan tersebut berlaku untuk keseluruhan perusahaan kelapa sawit di setiap daerah, baik BUMN maupun swasta.
"Ini baru saya konsepkan suratnya. Bu menteri [Susi Pudjiastuti] akan minta menteri BUMN dan gubernur, bupati, untuk meminta perusahaan [kelapa sawit] yang ada di situ," ujarnya seusai acara Outlook Perikanan Budidaya 2015, Kamis (26/2/2015).
Dia menambahkan penyisihan 30% limbah kelapa sawit ini merupakan bentuk corporate social responsibility (CSR) kepada masyarakat. Nantinya, perusahaan diharapkan memberikan langsung limbah kelapa sawit tersebut untuk kemudian dikelola oleh koperasi dan didistribusikan kepada pembudidaya pakan mandiri.
Sentra-sentra maggot, lanjutnya, akan dibangun di wilayah yang dekat dengan perkebunan kelapa sawit, seperti Kalimantan Barat. Menurutnya, budidaya maggot belum banyak dan belum tertata dengan baik.
"Akan buat satu unit untuk pengolahan limbahnya. Dari sentra itu akan kirimkan bahan bakunya ke sentra pembuatan pakan mandiri," katanya. []