Daya Saing Indonesia
Bisnis.com, JAKARTA -- Di Asean, daya saing produk industri berdasarkan perhitungan Revealed Competitive Advantage (RCA) menunjukkan RI tetap lebih lemah ketimbang Singapura, Thailand, Malaysia, bahkan Vietnam pada 2020.
Proyeksi RCA produk industri saat itu berdasarkan pertumbuhan industri menunjukkan produk industri RI yang berdaya saing cuma 22,15%.
Sementara itu terkait RCEP terjadi perbedaan cukup tajam di antara negara-negara peserta perundingan terkait modalitas dan level liberalisasi.
Asean menyepakati secara internal 65% tingkat liberalisasi sebagai Early harvest dengan catatan Indonesia dan Vietnam masih keberatan.
Negeri Garuda cuma mampu memberikan penawaran sebesar 30% kepada Early harvest pada 2016 dan 50% pada 2025.
Dalam sidang ketujuh RCEP - TNC pada 9 - 13 Februari 2015, sektor industri hanya akan memberikan penawaran 21,7% mengingat beberapa direktorat menarik kembali penawaran mereka.
"RCEP itu gabungan kerja sama Asean plus satu, kita punya dengan Jepang, China, Korea, India, Selandia Baru, dan Australia. Masing-masing kerja sama barang sensitifnya beda-beda jadi yang dilihat jangan angka saja," ucap Restu.
Target keterbukaan pasar yang dipatok dalam RCEP sebesar 90% diyakini bakal memukul produk manufaktur nasional yang keok terhadap China, Jepang, Korea, dan India.
Perdagangan produk industri nasional dengan mitra perdagangan bebas kebanyakan defisit.
Selanjutnya: Kerjasama Indonesia-Jepang (IJEPA)