Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPW: Urusan Visa Jadi Ganjalan Perjalanan Umrah

Seorang pengelola biro perjalanan wisata (BPW) di Tanah Air mengakui bahwa pengurusan visa menjadi ganjalan lancar tidaknya penyelenggaraan ibadah umrah ke Tanah Suci, Arab Saudi.
Penerbangan dan layanan lainnya seperti akomodasi kini sudah cukup terjamin. /Bisnis.com
Penerbangan dan layanan lainnya seperti akomodasi kini sudah cukup terjamin. /Bisnis.com

Bisnis.com, SURABAYA - Seorang pengelola biro perjalanan wisata (BPW) di Tanah Air mengakui bahwa pengurusan visa menjadi ganjalan lancar tidaknya penyelenggaraan ibadah umrah ke Tanah Suci, Arab Saudi.

M Burhan dari BPW Burza Surabaya, mengemukakan Kedubes Arab Saudi di Jakarta hanya melayani pemberian visa bagi jamaah umrah sehari menjelang keberangkatan, sehingga ini membuat repot para pengelola BPW umrah.

Ia mengemukakan persoalan itu saat bersama 120-an BPW dari berbagai kota di Indonesia menghadiri peresmian penerbangan umrah Surabaya-Jeddah yang diselenggarakan Citilink di salah satu hotel berbintang di Surabaya, Jatim.

Padahal, idealnya empat sampai lima hari menjelang keberangkatan pengurusan visa bisa dilayani, ujarnya. "'Lha ini harus sehari menjelang keberangkatan, membuat kita (BPW) maupun calon jamaah umrah was-was, apa bisa jadi visanya atau tidak. Ini yang belum ada jaminan," ucapnya, Rabu (25//2015).

Ia menuturkan bahwa masalah penerbangan dan layanan lainnya seperti akomodasi kini sudah cukup terjamin, memiliki kepastian keberangkatan dan penginapan. Namun, visa menjadi faktor yang mencemaskan, belum ada jaminan bahwa dalam sehari pasti selesai.

President & CEO Citilink Indonesia, Albert Burhan mengakui bahwa masalah visa merupakan faktor eksternal yang pihaknya tidak bisa memberi jaminan. Karena itu merupakan urusan pemerintah dalam hal ini Kedubes Arab Saudi untuk Indonesia yang menentukan dan membuat aturannya.

Selain visa, BPW penyelenggara umrah juga mengharapkan agar Citilink bisa memangkas waktu "transit" di Bandara Mumbay, India yang dirasakan cukup lama, sekitar 1,5 jam, sehingga mengakibatkan penerbangan Surabaya-Jeddah yang dipatok 12 jam, menjadi molor hingga 13 jam.

Citilink mulai 8 Maret 2015 melayani jalur penerbangan umrah Surabaya-Jeddah tiga kali setiap pekannya, yaitu setiap hari Selasa, Kamis dan Sabtu. Menggunakan pesawat Airbus A-320 berkapasitas 180 tempat duduk, dengan "transit" dua kali di Bandara Kuala Namu, Medan dan Mumbay, India.

"Kami mengerti ini penerbangan jarak jauh, kalau transit di Medan nggak masalah karena bisa cepat kurang dari satu jam. Namun, tatkala transit di Mumbay membutuhkan waktu 1,5 jam. Ini membuat lama waktu tempuh," ungkap salah seorang pengelola BPW umrah dari Bandung, Fauzan Djamil.

Menurut Albert Burhan, bandara di Mumbay merupakan bandara internasional yang sangat sibuk dan padat, sehingga giliran untuk isi BBM maupun urusan penerbangan menjadi lebih lama. Karena itu, Citilink berencana mengalihkan transit di Indianya di Bandara Ahmedabad di Gujarat.

"Bandara di Mumbay sangat padat, dan masyarakat khususnya pengelola bandara setempat kurang ramah. Karena itu kita berencana bandara transitnya dialihkan ke Ahmedabad yang masih kurang padat melayanani penerbangan, sehingga urusan isi BBM dan 'landing' cepat tertanggani yang membuat waktu tempuh Surabaya-Jeddah bisa benar-benar 12 jam," tuturnya.[]


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper