Bisnis.com, PALEMBANG - Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II kembali mencatatkan rugi pada tahun lalu dengan nilai sekitar Rp6 miliar, atau turun signifikan sekitar 50% dari capaian tahun sebelumnya yang mencatatkan rugi sebesar Rp12 miliar.
General Manager PT Angkasa Pura II (Persero) cabang Palembang Zulfahmi mengatakan kerugian bukan disebabkan kinerja operator udara. Menurutnya, kerugian disebabkan besarnya nilai investasi dibandingkan dengan pendapatan.
“Untuk kinerja tahun lalu, kami memperkirakan kerugian SMB II sekitar Rp6 miliar karena dalam pengembangan investasi pasti ada penyusutannya secara akuntansi. Tetapi, nilainya itu belum diaudit akuntan publik,” ujarnya, Selasa (17/2/2015).
Sejak pengembangan SMB II menjadi bandara bertaraf internasional pada 2005, Zulfahmi mengaku SMB II terus mencatatkan kerugian. Dia memperkirakan kinerja SMB II pada tahun ini bahkan masih kemungkinan kembali mencatatkan rugi.
Sekadar informasi, pengembangan SMB II menjadi badan bertaraf internasional telah menelan dana hingga Rp366,7 miliar. Investasi tersebut berasal dari Japan International Bank Corporation Rp251,9 miliar dan APBN sebesar Rp114,8 miliar.
Zulfahmi berpendapat kerugian akibat investasi masih wajar, apalagi bisnis bandara udara memang merupakan bisnis jangka panjang. Meski demikian, dia mengaku Angkasa Pura II tidak tinggal diam dan telah menyiapkan rencana bisnis strategis.
“Kami sudah menyiapkan rencana bisnis strategis untuk meningkatkan kinerja keuangan bandara. Namun, saya belum tahu secara detailnya seperti apa. Saya optimistis kinerja SMB II bisa membaik, paling tidak kinerja keuangannya bisa impas lah,” tuturnya.
Dia mengaku tidak bisa memproyeksikan kapan tren rugi SMB II sejak 2005 itu bakal berakhir. Namun yang pasti, keberadaan SMB II kian penting untuk kemajuan Sumatra Selatan. Oleh karena itu, pelayanan bandara harus terus ditingkatkan.