Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kawasan Industri: Modern Industrial Estate Pasarkan 2.000 Ha Lahan Industri

PT Modern Industrial Estate menyatakan pemasaran lahan baru seluas 2.000 Hektare di Bekasi utara dipastikan berlangsung pada 2017.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, TANGERANG—PT Modern Industrial Estate menyatakan pemasaran lahan baru seluas 2.000 Hektare di Bekasi utara dipastikan berlangsung pada 2017.

Disebutkan bahwa pemasaran lahan baru itu sebagai antisipasi terbatasnya ketersediaan lahan kawasan industri di timur Jakarta.

Tonny Hadhiwaluyo, Presiden Direktur PT Modern Industrial Estate, mengatakan prospek pertumbuhan industri yang tetap bagus pada tahun ini dan tahun-tahun mendatang menjadi peluang tersendiri bagi pengembang kawasan industri dalam memasarkan lahan.

“Saat ini selain masih dalam tahap pembebasan lahan, perusahaan tengah mematangkan master plan kawasan industri baru ini. Setelah pemerintah mewajibkan industri masuk ke dalam kawasan, prospek pemasaran kawasan industri semakin bagus,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (16/2/2015).

Menurutnya, Undang-undang No. 4/2014 tentang Perindustrian telah memberi kesadaran kepada pelaku usaha baru untuk mendirikan pabrik berada di dalam kawasan industri.

Kendati hingga saat ini relokasi pabrik ke dalam kawasan industri masih minim, ke depan diperkirakan akan meningkat.

Sebelumnya, Colliers International Indonesia menyatakan pengembang kawasan industri di Jawa Barat dan Banten akan fokus menaikkan penjualan lahan sepanjang tahun ini.

Sepanjang 2014 lahan Modern Cikande, milik PT Modern Industrial Estate dinyatakan terserap sebanyak 149 ha.

Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto mengatakan penjualan lahan di kawasan industri sepanjang 2014 mengalami perlambatan.

“Dengan melambatnya transaksi pada tahun lalu, beberapa pengembang kawasan industri mulai fokus menaikkan target penjualan pada 2015,” tuturnya.

Tonny mengatakan pada tahun ini perusahaan menargetkan penjualan lahan mencapai 100 ha.

Hingga saat ini, 20 ha lahan telah mencapai komitmen pembelian oleh konsumen.

Melihat prospek pasar yang semakin membaik, pihaknya meyakini target penjualan dapat terlampaui.

Dengan total luas lahan di Kabupaten Serang mencapai 2.175 ha, Tonny mengatakan lahan yang telah terbangun baru sebanyak 800 ha, dengan jumlah lahan siap jual sebanyak 120 ha.

Dengan demikian, sisa lahan milik perusahaan di Serang mencapai 1.375 ha.

“Tahun ini kami melakukan penyesuaian harga, rata-rata lahan ditawarkan kepada konsumen senilai Rp1,5 juta per meter dari Rp1,4 juta per meter pada tahun lalu. Dengan total lahan seluas ini, pengembangan memang dilakukan secara bertahap,” tuturnya.

Dengan target pertumbuhan ekonomi nasional 2015 sebesar 5,7%, ujarnya, maka dibutuhkan banyak investasi di bidang industri untuk mencapai target tersebut.

Selain itu, komitmen pemerintah meningkatkan kualitas infrastruktur dengan mengalihkan subsidi BBM diyakini akan percepatan investasi asing di sektor industri.

Dengan demikian, jika pertumbuhan ekonomi nasional sesuai dengan target yang ditetapkan, investasi di sektor industri secara otomatis akan meningkat, sehingga permintaan lahan industri baru juga akan terkerek.

Khusus untuk pertumbuhan industri di Provinsi Banten, Tonny mengatakan pemerintah perlu memacu pertumbuhan industri dengan memperbaiki kualitas Pelabuhan Merak, salah satunya dengan menambah jumlah kapal angkut barang.

Program pembangunan Jembatan Selat Sunda yang masih simpang siur, hingga saat ini diyakini tidak akan berdampak pada pertumbuhan industri kawasan.

Kendati demikian, jika megaproyek tersebut jadi dilakukan, akan berdampak positif terhadap sektor industri.

“Untuk mengompensasi tidak jelasnya pembangunan JSS, perbaikan kualitas pelabuhan di Banten khususnya Merak harus dilakukan. Karena, dengan adanya perbaikan seperti penambahan angkutan kapal akan memberi angin segar kepada pelaku industri,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper