Bisnis.com, JAKARTA - Kadin Indonesia meminta pemerintah tetap membebaskan petani hortikultura memilih benih sesuai dengan kebutuhan sehingga kedaulatan petani tetap terjaga.
Ketua Komisi Tetap bidang Agribisnis Kadin Indonesia Karen Tambayong juga mengharapkan pemerintah tidak membatasi investasi perusahaan benih multinasional agar mampu menghasilkan benih berkualitas dan mampu mendukung peningkatan produktivitas lahan petani.
“Pemerintah jangan campur tangan urusan benih hortikultura. Kalau benih padi boleh saja, benih hortikultura tidak bisa diatur. Bebaskan petani untuk memilih sesuai kebutuhan. Kedaulatan petani untuk memilih benih harus dipertahankan,” ujarnya di sela Jakarta Food Security Summit, Kamis (12/2).
Karena menjelaskan petani punya intuisi lebih bagus dalam hal pemilihan benih sehingga pemerintah tidak perlu mengatur dan membuat regulasi untuk menggunakan benih tertentu.
Menurutnya, tidak zamannya lagi kebijakan pemerintah terkait dengan agribisnis sekadar berorientasi proyek.
Sebaliknya, kebijakan pemerintah harus mampu memberikan solusi dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Kadin Indonesia, ujar Karen, sedang merancang program kemitraan petani dengan pengusaha dan pelaku industri dalam konsep partnership for Indonesia sustainable agriculture (PIS Agro).
“Kita tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah karena keterbatasan anggaran. Kadin sedang merancang program kemitraan PIS Agro guna memberikan pelatihan dan pendampingan kepada petani,” ujarnya.
Dengan demikian, pengusaha tidak hanya terlibat di bagian hilir (perdagangan) tetapi juga terjun langsung ke hulu (pertanian).
Terkait dengan investasi di perusahaan benih hortikultura Karen menegaskan pemerintah tidak perlu membatasi. Apalagi ada kekhawatiran perusahaan multinasional akan mencuri plasma nutfah benih Indonesia.
“Hortikultura adalah tambang emas yang belum tergarap. Jika investasi asing dibatasi, susah menghasilkan benih unggul dan menghasilkan produk hortikultura berlimpah.”
Sebaliknya, Indonesia jangan hanya mengandalkan sayuran dan buah segar impor . “Itu pilihannya, tetap impor produk hortikultura atau mengundang banyak investasi asing untuk memberdayakan petani.”
Konsekuensinya, ujar Karen, impor produk hortikultura akan terus naik. Pada 2011-2013 impor Indonesia sekitar 20% per tahun.