Bisnis.com, JAKARTA-Kementerian Perdagangan membidik pasar Pakistan sebagai negara tujuan ekspor komoditas pangan dan tekstil. Selain besarnya jumlah penduduk, Pakistan bisa menjadi pintu masuk perdagangan ke kawasan Asia Tengah.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Nus Nuzulia Ishak mengatakan pemerintah akan menggenjot surplus eskpor pangan, komoditas primer, dan pakaian ke negara yang terletak di Asia Selatan tersebut.
"Indonesia menyasar 23,7 juta jiwa penduduk Karachi dan 183 juta jiwa penduduk Pakistan. Selain itu, Karachi juga bisa menjadi pintu masuk produk kita ke negara tertutup [land locked], misalnya Iran dan Afganistan. Pangsa pasar ekspor makin meluas," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Selasa (10/2).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Tren perdagangan Indonesia-Pakistan selama periode 2009-2013 tumbuh positif 25,36% setiap tahunnya. Pada 2013, nilai total perdagangan Indonesia-Pakistan mencapai US$ 1,584 miliar yang terdiri atas perdagangan nonmigas mencapai US$ 1,583 miliar dan perdagangan migas sebesar US$ 450 ribu.
Sementara itu, nilai ekspor produk nonmigas Indonesia ke Pakistan pada 2013 tercatat sebesar US$ 1,414 miliar dan nilai impor produk nonmigas Indonesia dari Pakistan sebesar US$ 168 juta.
Secara kumulatif pada periode Januari-November 2014 nilai total perdagangan nonmigas Indonesia-Pakistan mencapai US$ 2,076 miliar, dengan perincian nilai ekspor nonmigas Indonesia sebesar US$ 1,938 miliar dan nilai impor nonmigas sebesar US$ 137 juta.
"Indonesia masih mengalami surplus sebesar US$ 1,801 miliar atau naik 65,19% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ini peluang yang potensial mengingat ekspor produk kita ke negara tujuan utama sedang anjlok," paparnya.
Ekspor Produk ekspor Indonesia ke Pakistan pada periode Januari-November 2014 terdiri dari produk primer, pangan dan sandang. Untuk komoditas primer, beberapa komoditas yang diperdagangankan a.l. minyak kelapa sawit dan turunannya (palm oil and its fractions), kacang-kacangan (nust nesoi), batu bara (fresh or dried coal and briquettes).
Adapun, beberapa produk garmen yang diekspor, misalnya benang (yarn/no sew thread), syntetic staple fib, dan artificial staple fibers.