Bisnis.com, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menegaskan permintaannya agar PT Freeport Indonesia membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga katoda di Papua.
Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan Daerah Kadin Indonesia Natsir Mansyur mengatakan berdasarkan rapat pimpinan Kadin pada November 2014 menyepakati bahwa PT Freeport Indonesia harus membangun smelter tembaga katoda mereka di Papua.
Dia menilai apabila pembangunan smelter di Papua maka akan menumbuhkan perekonomian daerah Papua sehingga bisa menumbuhkan kawasan industri baru.
Memang, lanjutnya, yang menjadi kendala adalah tidak tersedianya infrastruktr pendukung seperti pabrik semen untuk menampung slag dan pabrik petrokimia untuk menyerap asam sulfat.
"Namun, tetap pembangunan smelter harus di sana dan tidak boleh melebihi tenggat waktu 2017," ujarnya, Jumat (6/2).
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) gusar dalam penentuan lokasi tersebut. Pasalnya, hingga saat ini masih ada dua pilihan lokasi yakni Gresik dan Papua.
Demi memuluskan lokasi itu, Menteri ESDM Sudirman Said bakal bertolak ke Papua untuk meninjau lahan di lokasi itu.
Pasca peninjauan itu, pihaknya baru akan mengambil keputusan terkait lokasi pembangunan smelter.
Dalam kunjungan itu, rencananya pihaknya akan mengajak Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimoeljono.
Langkah itu, jelasnya, bertujuan untuk meninjau infrastruktur jalan di sekitar lahan tersebut.
"Saya pekan depan akan ke Timika menengok daerah itu. Besok kita lihat secara langsung kemudian susun rencana," katanya.
Kunjungan itu, lanjutnya, juga bertujuan untuk mendengar langsung permintaan nasyarakat Papua.
Dia tidak menampik bila pembangunan smelter di Papua akan mendorong pembangunan perekonomian sehingga kesejahteraan masyarakat Paoua bisa meningkat.
"Akan ada multiplayer pembangunan ekonomi."