Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Impor Pakaian Bekas di Jabar Merebak

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat tidak bisa mengendalikan derasnya arus impor pakaian bekas yang masuk ke kawasan ini.
Adi Ginanjar Maulana
Adi Ginanjar Maulana - Bisnis.com 02 Februari 2015  |  17:31 WIB
Impor Pakaian Bekas di Jabar Merebak

Bisnis.com, BANDUNG—Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat tidak bisa mengendalikan derasnya arus impor pakaian bekas yang masuk ke kawasan ini.

Padahal, pakaian-pakaian bekas tersebut mengandung ratusan ribu bakteri membahayakan bagi manusia serta kebanyakan dipasok secara ilegal yang diduga melalui pelabuhan tikus di wilayah Sumatera.

Kepala Disperindag Jabar Ferry Sofwan Arief mengatakan impor pakaian bekas itu tidak akan dipasok melalui Pelabuhan Tanjung Priok maupun Pelabuhan Cirebon pasti sudah ditindak tegas oleh pihak berwenang. Pasalnya impor pakaian bekas dilarang beredar di Indonesia.

Dia mengatakan selama ini penjualan pakaian impor bekas di kawasan ini sudah marak. Bahkan, penjualannya sudah terpusat di beberapa lokasi. “Hal ini sulit dikendalikan oleh kami,” ujarnya, Senin (2/2/2015).

Ferry menjelaskan untuk mengikis laju pasokan impor pakaian bekas maka aparat berwenang harus melakukan patroli di wilayah lautan. Karena menurutnya apabila sudah masuk ke Indonesia sudah bebas dijual.

“Jadi aparat berwenang harus rajin patroli di wilayah lautan agar impor pakaian bekas tidak masuk ke dalam negeri,” ujarnya.

Dia menjelaskan banyaknya pakaian bekas yang beredar di Jabar membuat produk industri kecil dan menengah (IKM) yang bergerak di sektor tekstil dan produk tekstil (TPT) merugi karena kalah berdaya saing.

Ferry mengungkapkan masyarakat banyak yang beli pakaian bekas karena harganya jauh lebih murah serta kualitasnya bagus.

Bahkan, desain pakaian tersebut sangat kreatif sehingga banyak menarik minat masyarakat untuk membeli.

“Bagusnya desain dan kualitas pakaian bekas yang beredar menjadi keunggulan tersendiri bagi konsumen,” ujarnya.

Oleh karena itu, pihaknya mendorong IKM agar lebih kreatif dalam memproduksi agar tidak kalah bersaing.

Bahkan, dengan sendirinya impor pakaian bekas akan menghilang apabila IKM terus menunjukkan kreativitas dalam produknya.

“Hal ini menjadi tantangan bagi IKM agar mereka bisa mempertahankan produknya,” katanya.

Selain itu, dia juga mengimbau masyarakat mengubah cara pandangan dan berpikir untuk tidak lagi membeli pakaian bekas yang beredar di pasaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

tekstil pakaian pakaian bekas
Editor : Rustam Agus

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top