Bisnis.com, JAKARTA--Badan Ekonomi Kreatif dituntut mampu melakukan ekspansi budaya global dengan industri kreatif nasional agar dapat meningkatkan penerimaan negara dari sektor tersebut.
Addie Muljadi Sumaatmadja, pendiri Twilite Orchestra, mengatakan Badan Ekonomi Kreatif harus meniru Korea Selatan yang mampu mengembangkan industri kreatifnya di pasar global.
Berkembangnya budaya Korean Pop atau K-Pop berdampak positif terhadap penerimaan negara tersebut dari sektor industri kreatifnya.
"Korea Selatan berhasil mempromosikan budayanya, termasuk seni perfilman dan kulinernya ke masyarakat global. Bahkan tiket konser musisinya di Prancis sampai sold out," kata Addie MS di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/1/2015).
Addie menuturkan lembaga tersebut juga harus mampu menggunakan budaya sebagai alat diplomasi di kalangan masyarakat global. Apalagi saat ini sudah banyak pekerja industri kreatif dalam negeri yang diakui dan bekerja di perusahaan multinasional.
Menurutnya, pemerintah sebenarnya tinggal melakukan pembinaan terhadap potensi yang ada, agar sejalan dengan kepentingan nasional.
Dengan begitu, negara dapat memperoleh tambahan penerimaan dari sektor ekonomi kreatif yang selama ini belum tergarap secara optimal.
"Dengan menggunakan industri kreatif sebagai salah satu alat diplomasi, maka budaya kita dapat tampil lebih elegan. Cara tersebut juga dapat mempromosikan potensi Indonesia di dunia, seperti yang dilakukan Korea Selatan," ujarnya.
Dia juga menyebutkan tantangan terbesar dari Badan Ekonomi Kreatif saat ini adalah merumuskan kebijakan dan subsektor industri kreatif apa saja yang akan dijadikan unggulan.
Selain itu, lembaga tersebut juga harus mampu melakukan sinergi dengan kementerian lain, agar pengembangan industri kreatif dapat dilakukan dengan selaras.