Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina Jadi Lead Pembangunan Kilang Baru di Indonesia

PT Pertamina (Persero) menyatakan pemerintah telah menunjuk pihaknya untuk menjadi lead dalam pembangunan kilang baru atau grassroot refinery (RFF) di Indonesia.

Bisnis.com, JAKARTA—PT Pertamina (Persero) menyatakan pemerintah telah menunjuk pihaknya untuk menjadi lead dalam pembangunan kilang baru atau grassroot refinery (RFF) di Indonesia.

Direktur Pengolahan Pertamina Rahmad Hardadi mengungkapkan  pemerintah telah menunjuk Pertamina untuk menjadi pioner dalam proyek GRR. Nantinya, proyek GRR akan dikerjakan dengan skema kerja sama pemerintah swasta (private public partnership/PPP).

“Kami siap menjadi lead untuk pembangunan kilang-kilang baru,” katanya melalui pernyataan resmi kepada Bisnis di Jakarta, Minggu (25/1/2015).

Saat ini Pertamina telah memiliki sejumlah proyek penambahan kapasitas kilang seperti program Refining Development Master Plan (RDMP), RFCC (Residual Fluid Catalytic Cracking) dan PLBC (Proyek Langit Biru Cilacap).

Akan tetapi, tambah Rahmad, proyek tersebut tidak akan mampu mencukupi kebutuhan BBM dalam 10 tahun mendatang. Rahmad memproyeksikan permintaan Premium akan menembus 77 juta kiloliter pada 10 tahun mendatang, sementara solar mencapai 54 juta kiloliter.

Karena itu, di luar proyek tersebut, Indonesia sejatinya memerlukan dua hingga tiga kilang baru atau grassroot refinery (GRR). Di sisi lain, membangun kilang baru membutuhkan waktu yang lama dan proses panjang.

Rahmad menjelaskan proyek GRR akan diprioritaskan untuk lokasi-lokasi yang sudah tersedia lahan dan infrastruktur pendukung sehingga mempercepat pengerjaan proyek sekaligus menghemat investasi.

Dia mencontohkan Bontang yang sudah siap untuk menjadi lokasi proyek. Menurutnya, Bontang sudah memiliki lahan dan infrastruktur pendukung juga telah siap. Alhasil, biaya investasi tidak perlu dimulai dari nol sehingga proyek lebih cepat.

Jika dibangun dibangun di Bontang, mungkin kebutuhan dana investasinya sekitar US$10 miliar dan proyek dapat selesai dalam jangka waktu tiga tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fauzul Muna

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper