Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah mengklaim merosotnya harga minyak tidak akan mengganggu proyek-proyek besar dengan jadwal on stream masih lama.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan anjloknya harga minyak tidak akan mengganggu proyek-proyek besar seperti Indonesia Deepwater Development (IDD) di Selat Makassar dan Blok Masela di Laut Arafura, Maluku.
“Kami sudah bertemu Inpex [operator Blok Masela] dan Chevron [operator IDD], dua-duanya berkomitmen untuk terus mempersiapkan proyek ini,” katanya seusai Rapat Kerja dengan Badan Anggaran DPR di Jakarta, Kamis (22/1/2015).
Menurutnya, proyek-proyek besar tidak terpengaruh karena jadwal on stream yang masih lama sehingga harga minyak telah normal kembali.
Blok Masela sendiri dijadwalkan on stream pada 2024, sementara megaproyek IDD yang sebelumnya dijadwalkan on stream pada 2018 mundur hingga 2020.
Di sisi lain, dia menjelaskan merosotnya harga minyak akan berdampak pada penurunan produksi pada blok-blok yang dikelola kontraktor kontrak kerja sama migas (KKKS) saat ini.
Namun, penurunan tersebut tidak akan sampai membuat KKKS menghentikan produksi.
Terkait target lifting minyak, dia menyatakan akan menyampaikan angka yang realistis baik kepada presiden maupun kepada parlemen. Namun untuk saat ini akan tetap menggunakan angka 849.000 barel per hari.
Padahal, Satuan Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memprediksi target lifting sepanjang 2015 akan di bawah 849.000 bph, bahkan bisa di bawah 800.000 bph jika puncak produksi Lapangan Banyu Urip di Cepu mundur hingga akhir tahun.