Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Belum Bangun Smelter, Pemerintah Ancam Stop Ekspor Freeport

Pemerintah mengancam menghentikan ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia menyusul belum adanya progres pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian dari perusahaan asal AS tersebut.
Lokasi penambangan Freeport di Papua. Belum juga bangun smelter/Antara
Lokasi penambangan Freeport di Papua. Belum juga bangun smelter/Antara

Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah mengancam  menghentikan ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia menyusul belum adanya progres pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian dari perusahaan asal AS tersebut.

Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan sampai saat ini, Freeport belum menunjukkan keseriusan membangun pabrik pengolahan dan pemurnian hasil tambang (smelter).

"Saya kecewa karena sampai saat ini tidak ada kesungguhan. Kalau sampai 25 Januari ini belum ada progres 'smelter', maka izin ekspor Freeport akan dibekukan," katanya, Selasa (20/1/2015).

Menurutnya, berdasarkan laporan, sampai sekarang ini Freeport belum mendapat kepastian lahan untuk "smelter".

Sudirman menegaskan pemerintah tidak akan tawar-menawar soal kewajiban pembangunan "smelter".

Ia berharap Freeport segera mencari solusi agar memenuhi syarat pembangunan "smelter", sehingga izin ekspor tidak dihentikan.

Sudirman menambahkan pemerintah menginginkan bagian negara dari Freeport lebih besar dari saat ini sebesar 40 persen.

"Keinginan ini sesuatu yang 'fair', karena kita sebagai pemilik lahan dan tambang. Kami ingin proporsi yang lebih seimbang," ujarnya.

Freeport mendapat izin ekspor konsentrat tembaga sejak Juli 2014 hingga berakhir 25 Januari 2015.

Kuota ekspor selama enam bulan itu mencapai 756.300 ton konsentrat tembaga.

Freeport berencana membangun "smelter" di Gresik, Jawa Timur berkapasitas 500.000 ton tembaga katoda per tahun dengan investasi US$2,3 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Ismail Fahmi
Sumber : Antara
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper