Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MEA 2015 BERLAKU: Tenaga Medis RI 'Bedol Desa' ke Negeri Tetangga

Minimnya jumlah fasilitas kesehatan (faskes) dan tingginya standar gaji di luar negeri diyakini akan menjadi penyebab para tenaga kesehatan Indonesia memilih bekerja di negara tetangga saat pelaksanaan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.
Tenaga medis Indonesia dikhawatirkan justru mencari kerja ke luar negeri/antara
Tenaga medis Indonesia dikhawatirkan justru mencari kerja ke luar negeri/antara

Bisnis.com, JAKARTA - Minimnya jumlah fasilitas kesehatan (faskes) dan tingginya standar gaji di luar negeri diyakini akan menjadi penyebab para tenaga kesehatan Indonesia memilih bekerja di negara tetangga saat pelaksanaan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.

Ketua Asosiasi Pekerja Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan alasan utama para tenaga kerja kesehatan memilih bekerja di negara lain tak lain untuk mendapatkan kesejahteraan dan gaji yang lebih layak ketimbang di Indonesia. Padahal, Indonesia masih kekurangan jumlah tenaga kesehatan, khususnya di daerah terpencil.

“Saya lebih khawatir tenaga kesehatan kita keluar negeri [drain out] daripada kita kebanjiran tenaga kerja asing. Negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura masih kekurangan tenaga kesehatan. Ada kemungkinan pekerja kita lari ke dua negara tersebut,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (20/1/2015).

Kendati MEA 2015 membuka kesempatan bagi tenaga asing masuk ke Indonesia, dia menilai tenaga kesehatan dari luar negeri lebih memperhatikan soal kesejahteraan dan ketersediaan fasilitas untuk menunjang pekerjaan mereka. Menurutnya, fasilitas kesehatan di Indonesia masih terfokus hanya di beberapa kota besar sedangkan masyarakat yang tinggal kota-kota kecil dan wilayah terpencil belum bisa menikmatinya.

“Sudah menjadi hukum pasar bahwa pekerja akan mencari tempat bekerja yang lebih layak. Kita tentu tak bisa menghalangi orang yang ingin mendapatkan kesejahteraan. Pemerintah harus mempersiapkan fasilitas kesehatan berkualitas di berbagai tempat sehingga tenaga kerja mau bertahan,” katanya.

Asih Eka Putri, Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional, mengatakan tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi tinggi tentu akan mencari tempat yang bisa memberikan gaji lebih baik. Karena itu, pemerintah harus mengantisipasi peluang perpindahan tenaga kesehatan lewat beberapa cara, a.l. menawarkan penghasilan yang lebih baik, insentif, dan pengembangan karier. 

“Skema insentif diharapkan bisa memacu tenaga kerja agar tetap bekerja di dalam negeri bahkan mau melayani masyarakat yang belum mendapatkan faskes secara penuh. Selain itu, pemerintah juga harus menjamin tingkatan karier tenaga kesehatan sehingga mereka mendapat kepastian kerja,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper