Bisnis.com, BOGOR—Kalangan pengembang mulai menyasar kawasan industri di beberapa daerah di Jawa Barat sebagai target pembangunan perumahan pada tahun ini.
Ketua Perhimpunan Pengusaha Real Estate Indonesia (REI) Jawa Barat Irfan Firmansyah menuturkan daerah Karawang, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi memiliki potensi cukup besar untuk dijadikan pasar hunian.
"Sebetulnya sejak tahun lalu kawasan industri sudah menjadi salah satu target market pengembangan rumah sederhana," tuturnya pada Bisnis, Senin (19/1).
Daya tarik kawasan industri yang memiliki populasi penduduk kalangan karyawan menjadi alasan REI Jawa Barat memperbesar target pengembangan rumah hunian sederhana tersebut.
Irfan memberi contoh, anggotanya pada tahun ini berencana akan membangun sekitar 15.000 rumah sederhana yang diperuntukkan bagi kalangan buruh yang berlokasi di kawasan industri Karawang.
Menurutnya, potensi pengembangan hunian di kawasan industri dinilai cukup menarik seiring penetapan upah minimum regional yang tergolong cukup besar dibanding daerah lainnya.
"Oleh karena itu kawasan industri sudah kami list menjadi salah satu target pengembangan hingga beberapa tahun ke depan," ujarnya.
Akan tetapi, pihaknya mengaku tengah memutar otak untuk menghadapi beberapa kendala terkait pengembangan perumahan di daerah lainnya seperti Depok dan Bekasi.
Dia menilai kedua daerah tersebut memiliki tantangan tersendiri antara lain harga tanah yang tinggi, persaingan ketat antar pengembang dan peraturan daerah yang cukup membebani.
"Di Depok misalnya ada peraturan yang memberatkan kalau pengembang hanya boleh membangun perumahan di atas lahan 120 meter," paparnya.
Dengan demikian, lanjutnya, REI Jawa Barat tengah menghitung beberapa daerah yang masih bisa dijadikan potensi untuk pengembangan hunian rumah sederhana.
Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Rakyat Seluruh Indonesia Ferry Sandiana mengungkapkan, idealnya para pengembang mengikuti pesatnya kawasan industri dan pusat bisnis.
Akan tetapi, lanjutnya, untuk memenuhi kebutuhan rumah sederhana, pihaknya lebih memilih daerah pinggiran karena disesuaikan dengan harga tanah yang ditawarkan lebih murah.
Dia menyatakan dengan lahan yang terbatas, para pengembang banyak yang mulai melirik konsep rumah vertikal. “Untuk rusunami bersubsidi, para pengembang harus benar-benar membidik segmen yang tepat karena akan banyak persyaratan yang harus dipenuhi.”
Menuturnya, persyaratan tersebut antara lain penghasilan diatas Rp5 juta dan belum pernah memiliki rumah, sehingga mendapatkan fasilitas suku bunga kredit yang lebih mudah.
Ferry menambahkan untuk hunian vertikal seperti rusunami, pengembang hingga saat ini masih terus menyasar daerah perkotaan seperti Kota Bandung, Cimahi, dan Bekasi dengan memanfaatkan lahan yang ada.
Di samping itu, proyek rumah susun sederhana sewa (rusunawa) yang merupakan program pemerintah akan dijadikan bidikan dengan sasaran daerah pinggiran seperti Rancaekek atau daerah kabupaten/kota karena dekat dengan pabrik atau area perkantoran.
"Rusunawa ini menyasar mereka para pekerja yang tidak dapat memiliki landed house dan penghasilannya mungkin tidak sampai untuk membeli rusanami baik komersil atau subsidi," ujarnya.