Bisnis.com, BERLIN - Ekonomi Jerman 2014 tumbuh pada laju tercepatnya dalam tiga tahun, mencatatkan ekspansi 1,5% dari 0,1% pada tahun sebelumnya.
Pertumbuhan tersebut sejalan dengan konsensus ekonom yang disurvei Bloomberg. Kantor Statistik Federal mencatat surplus penerimaan APBN Jepang mencapai 11,9 miliar euro atau setara US$13,9 miliar. Nilai tersebut juga setara dengan 0,4% PDB, dan tertinggi kedua sejak reunifikasi 1990.
"Kita harap perekonomian Jerman akan berlanjut tumbuh tahun ini. Jerman menjadi bukti bagi negara-negara lain zona euro bahwa kesehatan fiskal amat penting," kata ekonom Berenberg Bank, Christian Schulz, Kamis (15/1/2015).
Schulz menggarisbawahi keberhasilan Jerman dalam mereformasi pasar tenaga kerja, dan bukan memangkas belanja atau meningkatkan pajak, seperti yang beberapa waktu lalu menjadi wacana utama negara-negara Zona Euro.
Pertumbuhan Jerman yang merupakan negara perekonomian terbesar Eropa amat bertumpu pada belanja domestik. Oleh karena itu, negara yang dipimpin Angela Merkel ini berupaya keras menekan angka pengangguran.
Jerman dinilai berhasil mendongkrak ekonomi setelah mereformasi sistem tenaga kerja. Apalagi, negara ini sempat terjebak dalam resesi pertengahan tahun lalu. Pemerintah Jerman juga berkukuh menjaga keseimbangan fiskal di saat negara-negara Zona Euro berlomba mengucurkan stimulus fiskal.
Adapun, Kantor Statistik melaporkan konsumsi domestik terangkat terutama oleh perlehaman harga minyak dunia yang secara langsung menurunkan harga-harga kebutuhan.