Bisnis.com, JAKARTA - Penjualan komoditas perikanan di tengah laut oleh nelayan kepada kapal nelayan asing kerap dilakukan antara lain karena efisiensi jarak.
Pengamat ekonomi Universitas Sam Ratulangi Agus Tony Poputra menjelaskan terdapat beberapa faktor yang menyebabkan nelayan lokal melakukan transaksi penjualan di tengah laut dengan kapal nelayan asing.
Pertama, jarak ke tempat penampungan ikan atau lokasi perusahaan pengolah ikan domestik relatif jauh, sehingga menambah biaya bahan bakar minyak (BBM) bagi nelayan lokal.
"Hal itu diperburuk dengan harga BBM di daerah perbatasan atau remote area (kawasan terpencil) yang relatif mahal, dapat mencapai Rp20.000 per liter pada waktu-waktu tertentu," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (14/1).
Kedua, harga ikan di pasar domestik jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga yang ditawarkan oleh nelayan asing.
"Kebijakan lainnya yang membuat nelayan lokal merana adalah Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 57/PERMEN-KP/2014 yang melarang alih muatan ikan di tengah laut dari kapal nelayan ke kapal penampung," katanya.
Kebijakan itu, menurut Menteri KKP Susi Pudjiastuti, memperpendek daya jelajah dari kapal-kapal nelayan lokal. Akibatnya terjadi penurunan hasil tangkapan nelayan lokal karena umumnya kapal mereka tidak didukung dengan keberadaan cold storage(mesin pendingin).
Penjualan Ikan di Tengah Laut, Ini Alasan Nelayan Pilih Kapal Nelayan Asing
Penjualan komoditas perikanan di tengah laut oleh nelayan kepada kapal nelayan asing kerap dilakukan antara lain karena efisiensi jarak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
5 jam yang lalu
Prospek Menjanjikan BSI (BRIS) Jadi Bank Emas
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
25 menit yang lalu
Sri Mulyani Pamer ke IMF, Berhasil Bangun Ketahanan Ekonomi RI
3 jam yang lalu