Bisnis.com, BANDUNG - Perusahaan di sektor infrastruktur mulai tergoda untuk melirik pendanaan dari pasar modal di tengah kebutuhan pembiayaan yang cukup besar untuk pembangunan infrastruktur yang tengah digenjot di daerah.
Kepala Kantor Bursa Efek Indonesia Perwakilan Bandung Gilman Pradana Nugraha mengatakan perusahaan konstruksi di daerah yang sebagiannya merupakan badan usaha milik daerah (BUMD) mulai mencari pembiayaan alternatif di luar pembiayaan dari perbankan.
“Kalau dari pemerintah daerah tidak keluar obligasi daerah, pembiayaan dari pemda tidak bisa diandalkan karena company harus running programnya. Ya sudah, BUMD-nya masuk pasar, lebih mudah, karena badan usaha bukan governmental,” katanya kepada Bisnis.
Sementara untuk memperoleh pembiayaan dari perbankan, dia melanjutkan faktor suku bunga yang cukup tinggi saat ini menjadi pertimbangan bagi BUMD. Di sisi lain, menurutnya, akan ada pertimbangan tertentu bagi bank sendiri untuk membiayai BUMD sektor infrastruktur.
Belum lama ini pun, BEI Bandung telah dimintai masukan oleh salah satu BUMD yang bergerak di jasa konstruksi terkait mekanisme penawaran umum perdana (IPO).
“Mereka sudah mulai tanya-tanya, mereka ingin IPO,” ungkap Gilman.
Dia menerangkan pertanyaan-pertanyaan yang dilayangkan BUMD di sektor infrastruktur itu kepada pihaknya berkaitan dengan proses dan segala hal yang harus disiapkan. “Mereka ingin masuk ke market, menanyakan kelayakan perusahaannya,” ujarnya.