Bisnis.com, SEMARANG—Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan akan membangun empat twin block rumah susun sederhana sewa atau rusunawa di Jawa Tengah yang diperuntukkan bagi peserta di lembaga ini.
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Elvyn G. Masassya mengatakan pembangunan empat twin block akan direalisasikan pada tahun ini namun mempertimbangkan ketersedian lahan.
Secara spesifik, pihaknya tidak menyebut lokasi pembangunan twin block di Jateng yang diperuntukkan bagi peserta BPJS Ketenagakerjaan sektor formal atau pekerja penerima upah dengan syarat kepersertaan minimal satu tahun.
“Untuk lokasi menyesuaikan kesiapan lahan. Dalam satu unit twin block akan menampung sekitar 400 orang,” papar Elvyn setelah menemui Gubernur Jateng di Kantor Gubernuran Semarang, Selasa (13/1).
Pembangunan rusunawa, ujarnya, merupakan kepedulian BPJS Ketenagakerjaan terhadap tenaga kerja yang telah bergabung sebagai peserta. Elvyn menerangkan kesiapan untuk operasional pada 1 Juli tahun ini yakni memperluas akses dengan membuka 150 kantor cabang baru termasuk di Jateng dan penambahan 17 kantor yang dapat digunakan untuk pendaftaran dan klaim.
Menurutnya, posisi kepersertaan di Jateng masih minim jumlah kepesertaan. Dari jumlah pekerja formal sekitar 16 juta orang, ujarnya, baru 1 juta yang terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan.
“Bagi perusahaan yang tidak patuh akan dilakukan pendekatan persuasif. Jika perusahaan yang sengaja melanggar akan dikenakan sanksi berupa denda dan penghentian layanan publik,” paparnya.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyatakan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan sangat minim. Pihaknya mendorong kalangan pengusaha untuk mendaftarkan pekerjanya sebagai peserta lembaga yang dulu bernama PT Jamsostek ini.
Terkait rusunawa, pihaknya akan menyediakan lahan untuk pembangunan empat twin block rusunawa yang berdekatan dengan perusahaan pekerja tersebut.
“Sebagai contoh rusunawa di Batam sudah bagus. Saya ingin pekerja bisa merasakan kenyamanan adanya rusunawa tersebut,” paparnya.
Ganjar mengatakan pilihan lokasi pembangunan rusunawa untuk buruh antara lain Semarang, Solo, Karanganyar, Boyolali dan Kendal atau kota yang berdekatan dengan kawasan industri karena dapat memangkas biaya transportasi.
Biaya transportasi.
”Jika pekerja dapat tinggal dekat dengan tempat kerja, maka bisa kompetitif. Sebelumnya juga sudah bertemu dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan harapannya segera dibangun rumah nyaman dan bagus seperti yang sudah dibangun di Batam rumahnya tidak luas tetapi cukup lega,” katanya.
Data Disnakertrans dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah per Agustus 2014, potensi kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan sebanyak 15,8 juta pekerja dari total penduduk yang bekerja 16,9 juta orang. Saat ini yang terdaftar sebagai peserta baik pekerja formal maupun informal mencapai 1,1 juta orang.