Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Sumsel Dipatok Tumbuh 5 Persen

Meskipun pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan diperkirakan mencapai 5,2%-5,6% pada tahun ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumsel mematok target pertumbuhan impor 2015, tidak lebih dari 5%.
Ilustrasi/Jibi
Ilustrasi/Jibi

Bisnis.com, PALEMBANG - Meskipun pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan diperkirakan mencapai 5,2%-5,6% pada tahun ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumsel mematok target pertumbuhan impor 2015, tidak lebih dari 5%.

Kepala Disperindang Provinsi Sumsel Permana mengatakan Pemprov Sumsel akan lebih selektif memilih komoditas impor yang masuk pada tahun ini. Menurutnya, dari 48 komoditas impor yang masuk di Provinsi Sumsel, beberapa diantaranya bisa disubsitusi dari dalam negeri.

“Misalnya, dalam rangka persiapan Asian Games pada 2018 mendatang. Kebutuhan baja impor untuk pembangunan itu, apakah bisa disubsitusi oleh baja dari PT Krakatau Steel Tbk. Yang seperti inilah, kami analisis terus,” jelasnya kepada Bisnis, Senin (12/01).

Permana mengungkapkan Pemprov Sumsel juga akan meneliti ulang barang-barang impor, terutama barang yang tidak diperuntukkan untuk buffer stok. Selain itu, barang impor yang masuk juga harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Menurutnya, Pemprov Sumsel sangat memprioritaskan standardisasi dan perlindungan konsumen terhadap barang-barang yang masuk. Bahkan, dia mengaku Disperindag Pemprov Sumsel memiliki unit bidang standardisasi dan perlindungan konsumen.

“Jika ekspor Sumsel tahun ini kami perkirakan sampai 5%, maka impor mungkin di bawah itu. Yang terpenting, neraca perdagangan harus terus diupayakan surplus. Selain itu, daya saing para eksportir juga harus terus ditingkatkan,” jelasnya.

Sekadar informasi, neraca perdagangan Pemprov Sumsel periode Januari-November 2014 tercatat surplus Rp2,19 miliar. Rinciannya antara lain, impor mencapai US$657,11 juta, sedangkan ekspor sebesar US$2,85 miliar.

Di tempat yang berbeda, Kabid Perdagangan Luar Negeri Disperindag Sumsel Achmad Mirza mengatakan tujuan pengendalian impor bukan untuk menghalangi kinerja impor. Pasalnya, pertumbuhan impor turut mengerek pertumbuhan ekonomi.

“Cuma memang kami kendalikan agar pelaku usaha dalam negeri kian berminat memproduksi barang-barang subsitusi impor itu. Saya lihat dari total komoditas impor Sumsel itu, sekitar 5%-10% mampu dipenuhi oleh barang-barang dalam negeri,” jelasnya.

Seiring dengan datangnya berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN pada akhir 2015, Mirza menilai kualitas barang-barang ekspor harus terus ditingkatkan agar mampu mengerek kinerja ekspor. Alhasil, adanya impor bukan lagi menjadi persoalan bagi perekonomian Indonesia.

Di lain pihak, proyeksi Pemprov Sumsel tersebut ternyata lebih pesimistis dibandingkan dengan proyeksi Bank Indonesia Wilayah VII Palembang. Dalam dokumen yang diterima Bisnis, ekspor Sumsel tumbuh 5,7%-6,1%. Sedangkan, impor naik 14%-14,4%.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper