Bisnis.com, JAKARTA-- Badan Tenaga Nuklir Nasional akan membuka lelang desain konseptual pembangunan reaktor daya nonkomersial berkapasitas 30 megawatt di Serpong, Banten dengan nilai Rp50 miliar pekan depan.
Deputi Bidang Teknologi Energi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Taswanda Taryo mengatakan pihaknya masih menunggu hasil pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi yang rencananya akan dilaksanakan besok (Sabtu 10/1/2015).
Dalam pertemuan itu, jelasnya, akan ditentukan besaran dana dukungan pemerintah untuk proyek reaktor daya nonkomersial (RDNK).
"Bila telah ada kesepakatan berapa nilainya, maka pada 12 Januari 2015, lelang desain konseptual akan dibuka," katanya, Jumat (9/1/2015).
Dia mengungkapkan pada 29 Desember 2014, rencana pembangunan reaktor daya nonkomersial telah memperoleh dukungan dari tiga menteri. Selain Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi, dukungan juga diberikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral serta Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional.
Dengan demikian, lanjutnya, pada Maret hingga April pekerjaan bisa dimulai sehingga diharapkan pada bulan November hingga Desember pekerjaan desain engineering RDNK selesai.
Kepala Batan Djarot Sulistio Wisnubroto mengungkapkan pihaknya telah memperoleh alokasi dana dari pemerintah pada tahun anggaran 2015 untuk mewujudkan pembangunan reaktor dana nonkomersial (RDNK) tersebut.
“Dananya Rp50 miliar untuk conceptual design [desain konseptual],” katanya.
Dia mengatakan dana sebesar Rp50 miliar hanya untuk conceptual design. Nantinya, lanjutnya, ketika conceptual design sudah ada maka Batan akan melakukan lelang lagi untuk detail engineering design (DED).
Khusus untuk DED, rencananya pendanaan akan disediakan secara multiyears dengan durasi hingga lima tahun dimana tiap tahunnya akan tersedia sekitar Rp300 miliar.
“Jadi akan ada tender lagi untuk DED,” ujarnya.
Djarot mengungkapkan pihaknya akan membuka kesempatan bagi seluruh vendor untuk masuk dan nantinya akan dipilih yang memiliki teknologi yang dibutuhkan untuk pembangunan RDNK itu.
“Mau itu, Jepang, China, Korsel, Jerman silakan saja,”pungkasnya. (Bisnis.com)
BACA JUGA:
Terbukti, Kejagung Tutupi SP3 Setya Novanto Sejak 2003
Alasan Pengusaha Angkutan Tak Turunkan Tarif Meski Harga BBM Turun
LAYANAN PERIZINAN: Camat di Padang Kini Bisa Terbitkan Izin UKM