Bisnis.com, MEDAN - Pemerintah Provinsi Sumatra Utara menargetkan surplus produksi padi pada 2017 mencapai 1,64 juta ton.
Target tersebut diharapkan dapat membantu program swasembada pangan pemerintahan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Adapun, pada saat ini Pemprov Sumut bersama dengan Kodam I Bukti Barisan dan SKPD terkait telah selesai membahas rencana teknis program peningkatan produksi tersebut.
Namun, Sumut masih membutuhkan dukungan pemerintah pusat untuk pemasaran, kestabilan harga jual dan beli beras, bantuan pupuk, dan pembangunan irigasi.
"Program swasembada pangan bukan hal yang sulit di Sumut. Sebelumnya kita juga sudah swasembada. Tapi kami menginginkan pemerintah pusat menjaga harga stabil di pasar untuk merangsang keinginan petani," ujar Gatot, Rabu (7/1/2014).
Gatot memerinci, untuk pembangunan dan perbaikan irigasi, hingga 2017 Sumut menargetkan mencapai 180.000 hingga 200.000 hektare. Sepanjang tahun ini, Kementerian Pertanian telah menyetujui perbaikan lahan irigasi 18.450 hektare.
"Antara lain di Deli Serdang 1.200 hektare, Serdang Bedagai 2.300 hektare, Simalungun 2.000 hektare. Selain itu ada pula di Asahan, Batubara, Labuhan Batu dan Labuhan Batu Utara," tambah Gatot.
Data tersebut, lajut Gatot, akan segera dilaporkan kepada pemerintah pusat agar segera mendapatkan bantuan, khususnya pupuk. Pupuk untuk Sumut sendiri saat ini masih terbatas.
Dinas Pertanian Sumut mencatat, sepanjang tahun lalu, produksi padi Sumut mencapai 3.604.602 ton. Pada tahun ini ditargetkan meningkat menjadi 4.155.590 ton. Selanjutnya pada 2016 menjadi 4.711.056 ton dan pada 2017 menjadi 5.161.603 ton. Gatot optimistis melalui perluasan irigasi dan pupuk target tersebut dapat tercapai.