Bisnis.com, JAKARTA - Rencana PT Kimia Farma Tbk. membangun rumah sakit menemui jalan buntu. Pasalnya, tidak satupun perusahaan konstruksi pelat merah yang tertarik menjadi partner emiten farmasi tersebut.
Direktur Utama Kimia Farma Rusdi Rosman mengatakan perseroan akan mengalihkan pencarian mitra strategis kepada perusahaan swasta guna merealisasikan rencana tersebut. Pihaknya berharap bisa segera mendapatkan mitra yang dimaksud pada tahun ini. “BUMN konstruksi ini tidak ada yang cocok dengan persyaratan yang kami ajukan. Jadi kami akan cari yang swasta saja,” katanya kepada Bisnis.com, Selasa (6/1/2014).
Sebelumnya, emiten farmasi pelat merah ini sebenarnya sudah menjajaki pembicaraan dengan perusahaan kontruksi BUMN seperti PT Wijaya Karya Tbk. dan PT Adhi Karya Tbk. Sayangnya, pembicaraan ini gagal berlanjut ke tahap yang lebih serius.
Menurut Rusdi, gagalnya kesepatakan ini terutama disebabkan oleh perbedaan model bisnis yang akan diterapkan. Mayoritas calon pasangan KAEF menginginkan proyek tersebut direalisasikan dengan membentuk perusahaan joint venture (JV). Sementara itu, Kimia Farma memilih opsi untuk menajalan model bisnis build operate transfer (BOT).
Model bisnis ini memang lebih menguntungkan bagi KAEF karena tidak membutuhkan modal besar. Kimia Farma akan menyediakan lahan, sedangkan mitra strategis bertugas membangun rumah sakit tersebut. Setelah dikelola dalam waktu tertentu, rumah sakit ini sepenuhnya akan menjadi milik Kimia Farma.
“Kami memang maunya BOT. Bikin JV sama sekali tidak masuk dalam rencana kami,” tambahnya.
Pada perkembangan lain, perseroan telah menemukan partner untuk menggarap bisnis perhotelan. Keduanya akan segera menekan perjanjian kerja sama dalam waktu dekat ini untuk membangun dua hotel di Jakarta dan satu di Bandung. Sayangnya, Rusdi enggan merilis nama partner yang dimaksud. “Yang pasti perusahaan swasta dan bukan emiten,” katanya.