Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EVAKUASI KORBAN AIRASIA QZ8501: Ditemukan Lagi Benda Besar, Kotak Hitam Belum Ditemukan

Sebuah tim multinasional pencari jet penumpang AirAsia jatuh, Minggu (4/1/2015) menemukan benda lain yang besar di bawah air yang diyakini merupakan bagian dari pesawat. Akan tetapi cuaca buruk telah menghambat upaya pencarian lebih lanjut kotak hitam dan tubuh korban.
Tim membawa korban ke ambulan. /Bisnis.com
Tim membawa korban ke ambulan. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah tim multinasional pencari jet penumpang AirAsia jatuh, Minggu (4/1/2015) menemukan benda lain yang besar di bawah air yang diyakini merupakan bagian dari pesawat. Akan tetapi cuaca buruk telah menghambat upaya pencarian lebih lanjut kotak hitam dan tubuh korban.

Para pejabat Indonesia mengatakan 5 unit reruntuhan kini telah berada di dasar laut lepas Borneo, di mana Airbus A320-200 jatuh seminggu yang lalu dengan 162 orang di dalamnya.

Penyelam telah dikirim untuk menyelidiki puing-puing awal pada hari Minggu, tetapi sejak itu ditangguhkan karena cuaca buruk, kata kepala Badan SAR Indonesia Fransiskus Bambang Soelistyo.

Pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ8501 jatuh ke Laut Jawa, Minggu (28/12/2014) lalu, sekitar 40 menit setelah lepas landas dari kota terbesar kedua di Indonesia Surabaya dalam perjalanan ke Singapura. Tidak ada korban yang selamat.

Sebelumnya Rukman Soleh, Kepala Biro Cuaca di Pangkalan Bun, Kalimantan Selatan--kota di mana operasi pencarian didasarkan, mengatakan kemungkinan ada waktu jeda pencarian pada Minggu karena angin dan kondisi laut yang berat.

"Cuaca memberikan kesempatan pencarian hari ini, dengan gelombang yang lebih rendah diharapkan untuk 2 hari ke depan," katanya.

Berbicara pada briefing pagi untuk pilot, Letkol Angkatan Udara Johnson Supriadi mengatakan upaya tim akan dibagi antara pencarian tubuh korban, serta menemukan reruntuhan pesawat, perekam suara kokpit dan data penerbangan yang sangat penting.

Sampai peneliti dapat memeriksa perekam maka penyebab kecelakaan itu masih belum diketahui secara pasti. Akan tetapi daerah ini dikenal dengan badai musiman intens.  BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) mengatakan cuaca buruk kemungkinan menjadi faktor penyebab kecelakaan itu.

"Dokumen penerbangan yang disediakan oleh kantor BMKG menunjukkan kondisi cuaca yang mengkhawatirkan bagi pesawat jelajah di level pada rute yang dipilih," kata lembaga itu dalam sebuah laporan.

Sebuah sumber yang dekat dengan penyelidikan mengatakan kepada Reuters bahwa data radar yang muncul menunjukkan pesawat membuat gerakan "luar biasa" yakni naik curam sebelum jatuh, mungkin terdorong hingga melampaui batas A320.

AIR DANGKAL

Benda-benda yang menjadi fokus utama pencarian, yang ditemukan oleh kapal berada sekitar 90 mil laut di lepas pantai Provinsi Kalimantan Tengah. Objek terbesar memiliki panjang sekitar 18 meter.

Bendar yang diduga reruntuhan pesawat itu berada dalam air dengan kedalaman sekitar 30 meter (100 kaki). Menurut para ahli, jika cuaca buruk mereka, akan membuatnya relatif mudah untuk menanganan.

Upaya menangkap gambar dilakukan dengan kendaraan yang dioperasikan jarak jauh (ROV) pada hari Sabtu.

Sebanyak 31 mayat penumpang dan awak sebagian besar Indonesia sejauh ini telah ditemukan, termasuk beberapa masih terikat di kursi mereka. Sebagian lagi mungkin masih terjebak dalam pesawat pesawat.

Kecelakaan itu adalah kecelakaan fatal pertama yang diderita oleh pesawat budget AirAsia, yang afiliasi terbang di Indonesia yang setidaknya ke 15 tujuan di seluruh kepulauan yang luas.

Maskapai ini mendapatkan tekanan dari pemerintah Indonesia. Rute AirAsia untuk Surabaya-Singapura sebenarnya hanya memiliki izin terbang Senin, Selasa, Kamis, dan Sabtu.

AirAsia Indonesia mengatakan akan bekerja sama dengan kementerian transportasi untuk menyelidiki lisensi.

Sebuah pernyataan bersama dari otoritas penerbangan sipil Singapura (CAAS) dan Changi Airport Group mengatakan bahwa AirAsia memiliki persetujuan yang diperlukan untuk mengoperasikan penerbangan harian antara Surabaya dan Singapura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper