Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wapres-BI Koordinasi Bahas Pertumbuhan Ekonomi

Wakil Presiden Jusuf Kalla berkoordinasi dengan Bank Indonesia terkait prospek perekonomian Indonesia pada 2015, terutama soal menyeimbangkan target pertumbuhan ekonomi 7% dan pemerataan pembangunan.
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA—Wakil Presiden Jusuf Kalla berkoordinasi dengan Bank Indonesia terkait prospek perekonomian Indonesia pada 2015, terutama soal menyeimbangkan target pertumbuhan ekonomi 7% dan pemerataan pembangunan. 

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pemerintah dan BI harus menyatukan langkah-langkah menuju pembangunan bangsa ke depan, sesuai tugas masing-masing. 

"Objektifnya adalah mendukung pertumbuhan 7% target kita 2 tahun lagi, kemudian pemerataan yang baik," katanya di kantor Wapres, Senin (29/12). 

JK berharap koordinasi dengan BI akan menyeimbangkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan tingkat inflasi dan stabilitas ekonomi, termasuk di sektor moneter, sistem keuangan, dan perbankan nasional. 

Pada kesempatan tersebut, Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo menuturkan pertemuan tersebut membicarkan perekonomian Indonesia di akhir tahun dan bagaimana persiapan Indonesia masuk di tahun 2015, maupun 2015-2019. 

"Kita melihat kebijakan-kebijakan untuk meyakinkan inflasi tetap senantiasa tetap terjaga baik di pusat maupun di seluruh daerah. Kita juga membicarakan bagaimana menyehatkan transaksi berjalan agar ekspor impor itu menjadi lebih sehat dan secara strategis terus berkesinambungan," tuturnya. 

BI dan pemerintah juga membicarakan kondisi global dan bagaimana mengelola utang luar negeri Indonesia maupun swasta secara lebih sehat. Otoritas moneter, lanjut Agus, mengapresiasi langkah pemerintah yang akan mengajukan APBN Perubahan 2015 yang membuka anggaran belanja produktif yang lebih besar. 

Agus menambahkan pembangunan infrastruktur yang didorong pemerintah berpotensi memacu laju pertumbuhan ekonomi dan pemerataan karena memberikan lapangan kerja yang dapat mengurangi kemiskinan. 

"Memang pada 2015, kita mengantisipasi perkembangan dunia di AS, Tiongkok, dan harga minyak. Akhir tahun ini semua kelihatannya masih di kisaran yang ada, Rp12.300-12.500/US$ karena ini sudah periode holiday season," pungkas Agus. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper