Bisnis.com, PROBOLINGGO - Petani jagung di Probolinggo, Jawa Timur masih menghadapi tiga masalah utama.
Salah satu petani di Desa Sumur Mati, Kecamatan Sumber Asih, Purnomo mengatakan permasalahan utama yang dihadapi para petani jagung adalah hama, penyakit, dan gulma.
"Apabila terserang hama kita bisa merugi 70% dari hasil panen yang seharusnya bisa kita dapat, terkena penyakit kita rugi 90%, dan kalau terang gulma kita turun 45%," ucapnya di acara media visit di Probolinggo, Senin (22/12/2014).
Dijelaskan Purnomo, para petani jagung telah melakukan berbagai cara untuk mengatasi tiga masalah tersebut, antara lain dengan menggunakan fungisida untuk mencegah penyakit dan herbisida untuk memerangi gulma.
Namun, hasilnya masih belum seperti yang diharapkan. Dari tiga kali tanam jagung, hanya sekali musim tanam yang menghasilkan, itu pun hasilnya tidak maksimal.
"Itu semua butuh biaya mahal. Tapi, hasil yang kita dapat tidak sepadan," kata Purnomo.
Petani jagung lainnya Nanang Efendi mengatakan satu-satunya solusi yang diharapkan adalah adanya benih bioteknologi atau transgenik yang sampai saat ini belum dikembangkan di Indonesia.
"Petani jagung sangat berharap bioteknologi bisa kami terapkan. Itu satu-satunya jalan untuk kami, benih yang toleran dan tahan terhadap penyakit, hama, dan gulma," ucapnya.