Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah diminta mengantisipasi kurangnya pasokan stok beras di pasaran yang diperkirakan terjadi pada Januari-Februari tahun depan.
Sebab masa tanam yang mundur berdampak cukup besar terhadap mekanisme panen hingga distribusi di lapangan.
Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir mengatakan Pulau Jawa selaku 60% pemasok beras nasional mengalami mundur tanam yang seharusnya dimulai sejak Oktober menjadi November.
Beberapa wilayah di luar Jawa juga mengalami hal serupa di beberapa tempat. Dia mengatakan hal tersebut dapat mengubah skema panen mulai Januari-Maret bergeser ke Maret-Mei.
Winarno mengatakan hal itu akan memicu adanya kekurangan pasokan beras pada Januari-Februari yang apabila tidak diantisipasi dapat membuat harga beras melonjak tinggi.
“Harga akan melambung, sekarang aja sudah ada tanda-tandanya. Harga gabah yang tadinya Rp5.700 menjadi Rp6000 saat ini,” katanya kepada Bisnis, (16/12).
Sementara itu, dia mengatakan stok gabah yang dimiliki petani sebagian besar sudah dikeluarkan untuk biaya tanam di musim Oktober-Maret tersebut.
Dia memperkirakan harga gabah akan melonjak Rp6400 di tingkat petani apabila kekurangan pasokan di Januari dan Februari cukup tinggi.
“Bulog bisa mempersiapkan diri untuk mengantisipasi hal itu sebagai stabilitator harga,” katanya.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian menepis isu mundurnya musim tanam dari jadwal biasanya akan menimbulkan panceklik diawal tahun depan.
Plt Dirjen Tanaman Pangan Haryono mengatakan hal tersebut dikarenakan total lahan yang mengalami kemunduran tidak melampaui 5% dari total lahan padi nasional seluas 13,7 juta ha.
“Dari Katam (Kalender Tanam Terpadu) kami pantau yang mundur itu sebagian kecil saja. Pada November, hanya Banyuwangi yang belum hujan dan spot-spot kecil. Kami prediksi tidak telalu signifikan,” katanya.
Selama ini, bulan April merupakan masa panen awal dari total panen Januari-Maret yang berkontribusi sedikitnya 60% dari total produksi nasional selama setahun.
Haryono mengatakan masa tanam Oktober-Maret yang mundur tidak terlalu bermasalah karena apabila padi belum cukup panen di kuartal 1, maka dapat dihitung di kuartal berikutnya.