Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Akan Investasi Di Proyek Jalur Kereta di Oman

Indonesia akan ikut berinvestasi dalam proyek pembangunan jalur kereta di Oman (Omani railway project) khususnya untuk bidang jasa konstruksi.

Bisnis.com, JAKARTA -  Indonesia akan ikut berinvestasi dalam proyek pembangunan jalur kereta di Oman (Omani railway project) khususnya untuk bidang jasa konstruksi.

"Mungkin jasa konstruksi kita bisa masuk (ke proyek itu)," kata Duta Besar Indonesia untuk Oman Sukanto di Jakarta, Rabu (17/12/2014).

Proyek pembangunan jalur kereta di Oman merupakan upaya negara-negara Timur Tengah untuk meningkatkan kerja sama ekonomi regional di kawasan tersebut. "Jalurnya melewati kawasan GCC (Gulf Cooperating Council/Dewan Kerja Sama Teluk). Jadi dari Oman ke Uni Emirat Arab lalu sambung lagi ke Arab Saudi," kata dia.

Menurut Sukanto, proyek pembangunan kereta api itu sudah mulai di-tender-kan, meski ia mengaku belum mengetahui rinciannya. "Tapi hitungannya dari Kota Sohar ke Uni Emirat Arab itu sekitar 500 kilometer," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri (PLH) Kementerian Perdagangan Partogi Pangaribuan mengatakan pihaknya berharap Indonesia bisa ambil bagian dalam proyek belasan miliar dolar AS yang rencananya akan dimulai pada 2015 itu.

"Mereka sedang membangun jalur kereta api. Jadi bagaima caranya kita bisa juga berkontribusi di sana. Kita akan tanamkan investasi dan memenuhi kebutuhan mereka," ujarnya.

Berdasarkan catatan Kamar Dagang Dan Industri (Kadin) Indonesia, pasar konstruksi nasional terus menggeliat dengan peningkatan yang cukup signifikan.

Sejak 2012, omzet pasar konstruksi nasional mencapai Rp284 triliun. Kemudian pada 2013 naik menjadi Rp369 triliun dan pada 2014 diperkirakan mencapai Rp407 triliun.

Ada pun pelaku jasa konstruksi nasional, terdiri atas 117.042 kontraktor dan 4.414 konsultan.

Sayangnya, sektor jasa konstruksi masih kekurangan tenaga profesional sehingga masih berdaya saing rendah. Dalam catatan yang sama, tenaga ahli jasa konstruksi hanya berjumlah 10%, tenaga terampil 30% dan kelompok buruh 60%.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper