Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Produk Hasil Tembakau Tembus US$1,1 Miliar

Nilai ekspor produk hasil tembakau termasuk rokok selama Januari - Oktober 2014 menyentuh US$1,1 miliar.
Aktivitas pekerja di pabrik rokok/Antara
Aktivitas pekerja di pabrik rokok/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai ekspor produk hasil tembakau termasuk rokok selama Januari - Oktober 2014 menyentuh US$1,1 miliar.

Faiz Ahmad, Direktur Minuman dan Tembakau Kementerian Perindustrian mengungkapkan ekspor tembakau dan produk hasil tembakau ditujukan ke Eropa maupun Asia. Untuk pasar Eropa mayoritas yang dipasok berupa lembaran-lembaran tembakau, sedangkan Asia berwujud rokok alias produk hasil olahan tembakau.
 
Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) memproyeksikan ekspor rokok pada tahun depan di kisaran US$1 miliar – US$1,1 miliar.

Faiz menilai target ini memperlihatkan lemahnya gairah penjualan sigaret ke luar negeri.
 
“Bisa karena banyak tekanan bisnis untuk ekspor tahun depan, jadi wajar kalau agak pesimis,” ujar Faiz, Selasa (16/12).
 
Tantangan yang tetap menghantui ekspor rokok pada 2015, seperti larangan rokok beraroma di Amerika Serikat dan  kemasan polos (plain packaging) di Australia dan menyusul di Kerajaan Inggris. Kebijakan ini dapat menghambat ekspor kendati disebut-sebut juga akan berdampak nyata terhadap penurunan konsumsi rokok di negara tersebut. 

Wakil Ketua AMTI Budidoyo menjelaskan selama tiga tahun terakhir ekspor rokok menunjukkan tren positif alias peningkatan. Sepanjang tahun lalu nilainya mencapai US$931,4 juta, sementara pada 2011 baru US$710,1 juta dan US$794,2 juta.

“Setiap tahun hampir pasti meningkat, kalau sekarang [pada tahun ini] di kisaran US$1 miliar, ini akan tercapai karena setiap tahun bertambah terus. Pertumbuhan setiap tahun 7% - 10%,” ucapnya.
 
Pamor rokok kretek di luar negeri dirasakan semakin tinggi, baik untuk sigaret kretek tangan maupun mesin. Total ekspor tahun depan diperkirakan mencapai US$1,1 miliar. Angka ini berpotensi naik lebih tinggi manakala masalah dengan AS dan Australia teratasi.
 
Target penaikan volume ekspor pada tahun depan, menurut Budidoyo, memang tidak bombastis. Alokasi ekspor dari produksi sigaret tidak besar hanya sekitar 7% sedangkan 93% sisanya diserap konsumen domestik.
 
AMTI dan Kemenperin mengakui potensi peningkatan nilai ekspor pada 2015 kemungkinan semata terdongkrak penguatan kurs dolar AS terhadap rupiah. Untuk memastikannya, imbuh Faiz, harus melihat realisasi ekspor dari segi volumenya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper