Bisnis.com, SEMARANG—Kearifan lokal menjadi salah satu sumber bagi perkembangan usaha mikro kecil dan menengah.
Perusahaan pembiayaan milik negara PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM terus meningkatkan kompetensi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMK) dengan berbasis kearifan lokal.
Langkah ini dilakukan sebab pertumbuhan sektor UMKM sangat terkait dengan pengembangan potensi sumber daya lokal.
Atas dasar itu PNM cabang Solo mengadakan capacity building bagi calon nasabah dan nasabah binaan dari LKM setempat.
Acara ini merupakan bagian dari program kemitraan dan bina lingkungan PNM yang bermitra dengan LKM dan koperasi setempat.
Pemimpin PNM Cabang Solo Haryono menuturkan tingginya penyaluran pembiayaan ULaMM di wilayah Solo selaras dengan pertumbuhan positif ekonomi lokal.
Melalui acara seperti ini pula diharapkan dapat menjaring nasabah baru bagi ULaMM.
Materi yang akan diberikan kepada peserta mulai dari pengelolaan keuangan sederhana, teknik-teknik pemasaran, hingga motivasi langsung.
“PNM menginginkan nasabah binaan LKM setempat ini menjadi pengusaha-pengusaha besar dan itu harus dimulai dari sekarang. Diawali dengan mimpi-mimpi kecil dan jangan merasa kecil hati menjadi pengusaha UMKM. Sektor usaha ini telah terbukti mampu bertahan ketika krisis tahun 1998 melanda Indonesia,” tuturnya, Minggu (14/12/2014).
Menurut Haryono, pencapaian positif pembiayaan ULaMM atau unit layanan modal mikro terjadi berkat kerja keras seluruh elemen perusahaan dalam menyalurkan pembiayaan, serta melakukan pembinaan usaha dan menjaga hubungan baik dengan nasabah serta calon nasabah.
Pelatihan yang diikuti oleh sekitar 150 nasabah LKM dan koperasi yang menjalin mitra dengan PNM sekitar wilayah Solo, secara garis besar berisi peningkatan usaha secara soft skill dan hard skill.
“Dari sisi soft skill peserta akan diberikan tausiyah serta motivasi untuk menjadi pengusaha sukses dunia dan akhirat. Doa dan usaha harus dibangun bersama-sama. Sementara untuk hard skill yang akan diberikan kepada peserta adalah pendampingan materi yang akan diberikan selama dua hari pelaksanaan acara ini,” terangnya.
Dana sebesar Rp2 miliar, katanya, telah disiapkan untuk pelaksanaan sinergi dengan LKM dan koperasi setempat.
Dana tersebut memang dikhusukan melalui program kemitraan dengan lembaga yang menaruh perhatian khusus pada pengembangan dan pemberdayaan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi.
Arief Mulyadi, Executive Vice President I PNM menerangkan aktivitas pembiayaan dan pembinaan bagi pelaku UMKM merupakan amanat yang diberikan Pemerintah kepada PNM sejak didirikan pada 1 Juni 1999.
Apabila awalnya PNM hanya menyalurkan pembiayaan kepada lembaga keuangan mikro seperti bank umum, BPR/Syariah, dan koperasi, maka sejak 2008 PNM menyalurkan langsung pembiayaan kepada UMKM sejalan dengan transformasi bisnis perseroan.
“Negeri ini masih menyimpan banyak sekali sumber daya yang hingga kini belum termanfaatkan secara optimal. Dibutuhkan sinergi antar lembaga untuk mendukung tumbuhnya lapisan usaha mikro dan kecil yang kuat di Indonesia,” paparnya.
Arief berharap aktivitas pembiayaan dan pembinaan oleh PNM dapat membuat pelaku UMKM di kota Solo dan sekitarnya bisa lebih maju dan berkembang, sehingga bisa meningkatkan pendapatan masyarakat, menciptakan lapangan kerja baru, dan mengembangkan ekonomi lokal.
“Selama pelaksanaan capacity building nasabah LKM dan koperasi Solo akan mendapatkan teknik-teknik pengembangan UMKM hingga pencegahan dan penanganan pembiayaan bermasalah. Hanya dengan cara ini kita bisa mengangkat harkat dan martabat perekonomian nasional menjadi ekonomi yang tangguh berbasis UMKM, sehingga makin tangguh dan mandiri,” ujarnya.