Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pisang Bermerek Serbu Pasar Tradisional

Citra pisang yang tadinya dianggap sebagai buah murah, berubah seketika seiring mulai menjamurnya pisang-pisang bermerek. Mulai dari supermarket, minimarket, convenient store, hingga ke pasar-pasar tradisional.
Bisnis.com, JAKARTA - Citra pisang yang tadinya dianggap sebagai buah murah, berubah seketika seiring mulai menjamurnya pisang-pisang bermerek. Mulai dari supermarket, minimarket, convenient store, hingga ke pasar-pasar tradisional.

Pisang yang tadinya identik dengan lebam hitam di buahnya, berubah mulus, sedap dipandang. Makin maraknya pisang berjenis cavendish ini pun diikuti di lapak-lapak tradisional para penjual pisang. Termasuk, Fariz, penjual pisang di Pasar Pisang, Palmerah, Jakarta Barat.

Fariz yang berjualan di teras pasar hanya menjual jenis pisang ini. Sudah tidak ada lagi pisang raja, pisang ambon, pisang uli, dan pisang-pisang lainnya. Tidak hanya Fariz, rata-rata penjual pisang di halaman depan pasar pun melakukan halyang sama.

Berkebalikan dengan apa yang terjadi di bagian depan pasar, para pedagang di bagian belakang pasar justru masih setia dengan pisang-pisang tradisionalnya. Pisang raja dan pisang ambon masih menjadi pajangan utama.

Subur misalnya, pemilik dua kios di Pasar Pisang ini yakin masih bisa bersaing. Pasalnya, menurutnya ada segmentasi yang berbeda antara pisang-pisang di lapaknya dengan pisang mulus tersebut.

Pedagang yang sudah mulai berjualan sejak tahun 90-an ini selain menjual secara eceran, juga melayani penjualan grosir. Bahkan dari segi komposisinya, pelanggan yang membeli secara grosir masih lebih besar, sekitar 60%.

Faktor lainnya adalah segi harga yang jauh lebih murah. Contohnya adalah satu sisir pisang ambon dihargai hanya Rp10.000. Dengan jumlah uang yang sama, pembeli hanya bisa mendapat tiga buah pisang saja untuk jenis cavendish.

Sementara dari sisi rasa, pisang-pisang lokal ini pun tak kalah manis. Menurut Subur, lebam yang ada di pisang sebenarnya disebabkan karena proses distribusi yang tidak terlalu rapih.

Pisang dibawa menggunakan motor, kemudian dipindahkan ke mobil atau truk. Benturan pada proses tersebutlah yang membuat pisang mempunyai pola-pola hitam itu. Tapi itu hanya kulitnya saja, daging buahnya tidak terkena dampaknya.

“Untuk orang yang mengerti pisang, pasti dia lebih memilih pisang lokal,” kata Subur, Sabtu (13/12/2014).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Avisena
Editor :

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper