Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah mengkaji pewajiban letter of credit (L/C) bagi transaksi ekspor migas, batubara, dan CPO.
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan sedang ada pembahasan antar kementerian mengenai potensi penggunaan l/c dalam transaksi ekspor bagi komoditas-komoditas ekspor unggulan.
Kajian tersebut, menurutnya, termasuk studi atas pengenaan bea keluar terhadap komoditas ekspor baru seperti batubara.
“Sekarang sedang dipelajari penggunaan L/C kepada minyak dan gas, juga kepada batubara, juga kepada kelapa sawit. Itu lagi dibahas, sedang dipelajari semuanya,” kata Rachmat di Kantor Wapres, Kamis (11/12/2014).
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla menjelaskan pewajiban pengguanan l/c memberikan pemerintah kendali lebih terhadap devisa hasil ekspor komoditas unggulan.
Sistem l/c juga bisa memperkuat cadangan mata uang asing di Tanah Air sekaligus memudahkan pengawasan terhadap kinerja ekspor riil.
“Tidak boleh lagi ada dana keluar tanpa sepengatahuan kita. Semua ekspor harus menggunakan l/c agar kita bisa mengawasi cadangan devisa kita,” kata Wapres.