Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Seriusi Pembangunan Smelter

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bertemu dengan Duta Besar Rusia untuk Indonesia membahas pembangunan smelter alumina di Kalimantan Barat.
Rusia seriusi pembangunan smelter. /
Rusia seriusi pembangunan smelter. /

Bisnis.com, JAKARTA—Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bertemu dengan Duta Besar Rusia untuk Indonesia membahas pembangunan smelter alumina di Kalimantan Barat.

Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Y. Galuzin mengatakan perusahaan asal Rusia yaitu Russian United Co Rusal PLC (Rusal) berencana membangun pabrik pengolahan bauksit menjadi alumina di Kalimantan Barat.

“Kami berharap proyek akan diimplementasikan secepatnya,” katanya Kamis (4/12/2014).

Dia menambahkan saat ini Pemerintah Rusia dan Rusal tengah membicarakan poin-poin penting terkait pasokan dan rencana konstruksi proyek smelter bersama Pemerintah Indonesia.

Menurutnya, proyek smelter alumina sejalan dengan kebijakan pembatasan impor material mentah yang diberlakukan pemerintah Indonesia sejak 12 Januari 2014.

Lebih jauh, dia mengungkapkan pertemuan dengan Menteri ESDM merupakan kelanjutan dari Pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada KTT APEC 10 November lalu.

Terkait total investasi, Mikhail mengaku tidak bisa menyebutkan secara pasti. Menurutnya, nilai investasi berada di bawah wewenang perusahaan yang akan membangun smelter. Namun, dia memperkirakan nilai investasi lebih dari US$1 miliar.

Selain pembangunan smelter, lanjutnya, pertemuan dengan Menteri ESDM Sudirman Said juga membahas rencana kerja sama antara Indonesia dan Rusia di bidang migas.

Berdasarkan catatan Bisnis, rencana pembangunan smelter oleh Rusal bukan wacana baru. Sekitar lima tahun lalu, Rusal dan PT Aneka Tambang telah meneken nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) untuk membangun smelter di Tayan, Kalimantan Barat. Namun, lantaran krisis perjanjian itu tidak dilanjutkan.

Setelah pemerintah memberlakukan larangan ekspor mineral mentah per 12 Januari lalu, Rusal kembali tertarik membangun smelter di Indonesia. Berdasarkan wawancara Bisnis dengan Rusal Februari lalu, CEO Rusal Oleg Deripaska mengatakan alasan kuat Rusal mau membangun smelter di Indonesia karena konsumsi alumina di Indonesia mencapai 700.000 ton per tahun.

“Semuanya diimpor,” tegasnya.

Di sisi lain, Indonesia memiliki cadangan bauksit yang memungkinkan untuk investasi jangka panjang. Selain itu, Indonesia juga merupakan produksi batu bara yang menjadi salah satu unsur penting dalam produksi alumina.

“Indonesia memungkinkan pelaksanaan konstruksi seperti pelabuhan yang akan mengapalkan semua kebutuhan industri,” ungkapnya.

Nantinya, tambahnya, produk alumina yang dihasilkan smelter akan dieskpor ke Rusia untuk menjadi aluminium. Selain itu, juga akan dipasarkan ke Tiongkok dan Siberia. Oleg menyatakan opsi pemrosesan alumina menjadi aluminium tidak bisa dilakukan di Indonesia karena terkendala ketidaan pasokan listrik.

Nantinya, menurut Oleg, smelter yang akan dibangun berkapasitas 1,2 juta ton per tahun dengan kebutuhan bauksit sekitar 3 juta ton per tahun. Dia menyebutkan pabrik pengolahan itu membutuhkan cadangan bauksit 200 juta ton untuk investasi jangka panjang.

Terkait biaya investasi, dia menyebutkan nilai investasi mencapai US$3 miliar. Namun, angka pasti baru akan diumumkan setelah uji kelayakan rampung. “Kami akan upayakan berbagai cara agar bisa kurang dari itu,” jelasnya.

Dia menuturkan pembangunan smelter membutuhkan waktu dua setengah tahun. Rencananya, pabrik akan selesai dibangun pada 2017 atau 2018.

Seperti diketahui, pabrik pengolahan mineral membutuhkan pasokan listrik yang besar. Oleg menyatakan smelter alumina lebih membutuhkan uap dari pada listrik. Lokasi Kalimantan Barat memiliki batu bara yang melimpah. Kebutuhan batu bara sendiri mencapai 1,4 juta ton per tahun untuk kapasitas produksi alumina 2,7 ton per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fauzul Muna
Editor : Setyardi Widodo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper