Bisnis.com, BANDUNG -- Produksi minyak kelapa sawit dunia atau crude palm oil diperkirakan melambat pada awal tahun depan karena pengaruh EL Nino yang menyerang negara produsen CPO pada Juli-Oktober 2014, namun akan tetap tumbuh melebihi produksi tahun ini pada akhir 2015.
Analis dari Oil World Thomas Mielke memprediksi ketersediaan CPO asal Indonesia dan Malaysia akan menipis imbas kekeringan akibat El Nino yang melanda Juli-Oktober tahun ini, sehingga permintaan terhadap minyak biji-bijian akan lebih mendominasi.
Disisi lain ketergantungan minyak yang bersumber dari biji seperti kedelai akan meningkat karena Argentina dan Brazil yang menjadi daerah penghasil komoditas itu memberikan sinyal adanya peningkatan produksi.
"Ada banyak suplai dari biji minyak (minyak kedelai, rapeseed, minyak bunga matahari), tapi dalam minyak sayur (minyak kelapa sawit) sedikit. Maka stok akan menyusut di awal musim depan," katanya pada hari terakhir Indonesian Palm Oil Conference, Senin (1/12/2014).
Thomas berharap dorongan produksi minyak biji-bijian dapat membuat masa panen kelapa sawit yang buruk selesai, sehingga pada tengah sampai akhir tahun depan produksi dapat kembali memenuhi permintaan pasar.
Dia memprediksi produksi CPO akan tetap tumbuh sedikit di Indonesia sampai akhir tahun 2015 dengan harapan ada peningkatan kebutuhan atas mandatori biodiesel mengingat kebutuhan domestik terhadap konsumsi minyak kelapa sawit dalam negeri hanya 6 juta ton.
Berdasarkan data USDA, Produksi CPO dalam negeri mencapai 31 juta ton pada 2013. Pada 2015, Thomas memperkirakan hanya meningkat ke angka 32,5 juta ton.
Thomas mengatakan kebutuhan penduduk di dunia terhadap minyak akan meningkat seiring pertumbuhan penduduk yang dipengaruhi variabel peningkatan pendapatan dan semakin banyaknya kelas penduduk kelas menengah.
"Yang saya harapkan di Indonesia akan menjadi 41,70 juta ton di 2020 dan 51 juta ton di 2025 dengan adanya ekspansi lahan 6 juta ha dalam 10 tahun kedepan," katanya.
Prediksi yang sama dikemukakan Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Fadhil Hasan. Menurutnya, target produksi CPO 32,5 juta ton di dalam negeri masih realistis karena beberapa faktor.
"Penjualan benih sudah cukup tinggi di 2012, kemudian phon sudah mulai berbuah dan sebenarnya peningkatan produksi ini lebih rendah dari yang terjadi 2012 ke 2013," katanya.
Dengan 32,5 juta ton, Fadhil merinci estimasi ekspor CPO dan produk turunannya mencapai 21,6 juta ton dan konsumsi domestik, termasuk di dalamnya pemakaian biodiesel yaitu 10,7 juta ton pada tahun depan.
Menurutnya, harga CPO dapat berada di range US$ 740-800 (CIF Rotterdam) pada tahun depan namun angka itu tetap bergantung pada pertumbuhan ekonomi di India, China dan panen minyak sayur dan minyak biji-bijian.
Dibayangi El Nino, Produksi CPO Diprediksi Melambat
Produksi minyak kelapa sawit dunia atau crude palm oil diperkirakan melambat pada awal tahun depan karena pengaruh EL Nino yang menyerang negara produsen CPO pada Juli-Oktober 2014 namun akan tetap tumbuh melebihi produksi tahun ini pada akhir 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Irene Agustine
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
6 jam yang lalu
Bos Eramet Buka-bukaan Soal RI Batasi Pasokan Nikel
11 jam yang lalu