Bisnis.com, BANDUNG – Indonesian Biotechnology Research Institute for Estate Crops (IBRIEC) menyarankan pelaku industri kelapa sawit Indonesia untuk menerapkan bioteknologi guna meningkatkan kualitas.
Peneliti IBRIEC Darmono Taniwiryono mengatakan proses manipulasi biologi dapat menjadi cara meningkatkan produktivitas kelapa sawit secara massif, contohnya dengan memperbaiki kualitas tanah.
“Tapi kita perlu memiliki komitmen yang kuat untuk biaya risetnya, bisa US$1,2 juta per tahun,” katanya.
Berdasarkan riset internasional, Darmono mengatakan bioteknologi tersebut dapat mengurangi penggunaan bahan kimia sebesar 37%, meningkatkan hasil panen hingga 22% dan meningkatkan profit petani hingga 68%.
Selain itu, hasil panen dan profit yang dihasilkan lebih tahan terhadap serangga. Dia mengatakan seharusnya Indonesia mencontoh Malaysia yang memiliki dana riset yang dikumpulkan perusahaan kelapa sawit untuk bisa menggenjot hasil panen.
Peneliti dari Institut Pertanian Bogor Budi Indra Setiawan mengatakan produktivitas kelapa sawit juga dapat ditingkatkan melalui water management atau pengaturan air yang baik.
Menurutnya, water management menjadi semakin penting terutama untuk perkebunan di atas lahan gambut karena dapat menjadi cara untuk mengurangi emisi karbon.
“Pengaturan pengairan harus ditingkatkan keefektifaanya agar dapat mendukung pertumbuhan industri sawit,” katanya.