Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahun Dasar Penghitungan PDB Berubah Jadi 2010

Badan Pusat Statistik mengubah tahun dasar penghitungan produk domestik bruto menjadi 2010 dari semula 2000 guna menyesuaikan dengan perkembangan ekonomi terkini.

Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik mengubah tahun dasar penghitungan produk domestik bruto menjadi 2010 dari semula 2000 guna menyesuaikan dengan perkembangan ekonomi terkini.

Dengan perubahan tahun dasar ini, maka nominal PDB menjadi lebih besar. Jika PDB 2010 seri 2000 hanya Rp6.446,9 triliun, maka PDB 2010 seri 2010 mencapai Rp6.864,1 triliun atau berselisih Rp417,2 triliun.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Suhariyanto menjelaskan perubahan itu dilatarbelakangi oleh pengaruh perekonomian global terhadap struktur perekonomian nasional dalam 10 tahun terakhir.

Perubahan itu pun atas rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengimplementasikan System of National Accounts 2008 (SNA 2008) dalam penyusunan PDB melalui kerangka Supply and Use Tables (SUT).

Selain itu, menjaga konsistensi antara tiga pendekatan PDB dan memperkecil perbedaan antara PDB nasional dan produk domestik regional bruto (PDRB).

"Tahun dasar ini lebih merefleksikan ekonomi terkini sistem neraca nasional," kata Suhariyanto, Kamis (27/11/2014).

Dari pendekatan pengeluaran, BPS menambah satu komponen, yakni konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) sehingga total menjadi tujuh sumber pengeluaran.

Sementara itu, dilihat dari pendekatan lapangan usaha, BPS memecah beberapa lapangan usaha dan menambah menjadi 17 dari semula sembilan lapangan usaha.

Delapan lapangan usaha baru itu mencakup pengadaan air; perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor; penyediaan akomodasi dan makan minum; real estate; administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib; jasa pendidikan; jasa kesehatan dan kegiatan sosial; serta jasa lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper