Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kimia Farma Siap Genjot Ekspor

Selain menggalakkan efisiensi, PT Kimia Farma Tbk. juga berencana menggenjot penjualan ke luar negeri guna mengantisipasi dampak penaikan harga bahan bakar minyak.

JAKARTA, Bisnis.com—Selain menggalakkan efisiensi, PT Kimia Farma Tbk. juga berencana menggenjot penjualan ke luar negeri guna mengantisipasi dampak penaikan harga bahan bakar minyak.

Direktur Utama Kimia Farma Tbk. Rusdi Rosman mengatakan penaikan harga BBM akan meningkatkan biasa operasional perusahaan. Selain biaya distribusi, penaikan harga BBM tersebut juga diperkirakan akan mengerek inflasi dan upah buruh.”Kami memang belum hitung cermat seberapa besar dampaknya, tetapi lumayan lah,” katanya saat dihubungi Bisnis, Rabu (26/11).

Salah satu strategi efisiensi yang ditempuh emiten berkode KAEF ini dengan mengganti bahan bakar yang digunakan untuk produksi dari solar menjadi gas. Langkah ini diperkirakan akan menghemat sekitar 30%-40 biasa bahan bakar.

Di sisi lain, emiten pelat merah ini juga akan menekan pengeluaran yang sifatnya rutin, seperti perjalanan dinas. Ini dilakukan dengan mengurangi frekuensi perjalanan dan memangkas anggaran untuk akomodasi. Selain itu, perseroan juga akan berhemat di sisi pengeluarkan keperluan kantor.

Selain menggenjot efisiensi, KAEF juga akan meningkatkan aktivitas ekspor. Rusdi menuturkan, strategi memperkuat pasar luar negeri tidak hanya untuk mengantisipasi kenaikan harga BBM tetapi juga sebagai natural hedging demi mengurangi dampak depresiasi rupiah.

Saat ini, kontribusi ekspor terhadap penjualan perseroan memang belum signifikan. Dari total penjualan kuartal III/2014 sebanyak Rp3,07 triliun,  penjualan ke luar negeri baru mencapai Rp160,52 miliar. Produk berupa garam kina mendominasi penjualan hingga Rp92,29 miliar, diikuti kemudian oleh penjualan obat-obatan sebanyak Rp56,03 miliar. Sementara itu, penjualan yodium dan derivat mencapai Rp12,20 miliar.

Kendati tidak menyebut target, Rusdi optimistis perseroan bisa menggenjot kontribusi ekspor pada 2015. Ini dilakukan dengan membuka pasar baru terutama di kawasan Asia Tenggara. Beberapa negara yang diincar adalah Myanmar dan Vietnam.

Selain mengupayakan efisiensi dan peningkatan ekspor, KAEF juga berencana menaikkan harga jual produk guna mengantisipasi dampak penaikan harga BBM. Langkah ini akan ditempuh pada 2015 terhadap beberapa jenis produk.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper