Bisnis.com, JAKARTA-- Kementerian Kelautan dan Perikanan mendorong budidaya lobster mengingat benih komoditas ini berlimpah sementara budidayanya masih minim.
Direktur Produksi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP Coco Kokarkin mengatakan Indonesia merupakan produsen benih lobster terbesar di dunia namun tidak menjadi negara nomor satu pengekspor lobster.
"Karena benih kita diekspor ke Vietnam, tapi Vietnam menjadi pengekspor lobster nomor satu di dunia. Mereka menghasilkan lobster budidaya," ujarnya saat ditemui Bisnis.com, Selasa (25/11/2014).
Dia menambahkan selama ini produsen benih lobster belum mau menjual benihnya ke pembudidaya di dalam negeri. Menurutnya, permintaan benih dari Vietnam sangat besar dan bisa lebih cepat memperoleh pendapatan.
Coco mengatakan dalam satu hari, produsen benih lobster dapat memperoleh uang jutaan rupiah. Dalam satu bulan, setidaknya ada uang Rp15 miliar yang beredar di penampungan benih tersebut.
Satu bulan bisa Rp15 miliar yang beredar di penampungannya saja, penangkapnya saja, belum penjualnya. Satu ekor harganya Rp15.000-Rp24.000, untuk benihnya saja, katanya.
Saat ini, lanjutnya, budidaya lobster masih terpusat di Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagaimana produsen benih terbesarnya.
Dalam satu bulan, pembudidaya ini dapat memperoleh 1,5 juta hingga 4 juta ekor lobster yang dikembangkan dari hasil tangkapan di alam. Namun, dia mengatakan benih lobster kini sudah tersebar ke daerah lain, seperti Aceh dan Halmahera.
Untuk meningkatkan pembudidayaan ini, lanjutnya, KKP meminta kepada para pengekspor benih untuk meminjamkan 60% stok benihnya kepada petani untuk dibudidayakan. Nantinya, para eksportir ini akan bertindak sebagai bapak angkat dari para petani tersebut.
Begitu kayanya mereka, mengharuskna tiap kolektor ini jadi bapak angkat. Kita minta yang dijual 40%, 60% dipinjamkan kepada petani-petani di sekitarnya, ujarnya.