Bisnis.com, MALANG - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII menginvestasikan Rp1,2 trilun untuk membangunan pabrik gula (PG) di Banyuwangi. Pembangunan sudah berjalan selama 6 bulan dan diharapkan rampung serta beroperasi pada 2016. Proses pembangunan PG sudah mencapai 20%.
Direktur Utama PTPN XII Irwan Basri mengatakan kebutuhan gula nasional juga masih sangat tinggi. Karena itulah, Indonesia masih harus melakukan impor gula sebesar 1,5 juta ton. “Kondisi tersebut menunjukkan bahwa kebutuhan nasional masih kurang,” ujarnya, Ahad (16/11/2014).
Kebutuhan gula sebanyak itu bisa dipenuhi dengan mendirikan 10 PG baru dengan asumsi satu PG memproduksi 150.000 ton gula.
Di samping, operasional PG Glenmor didisain betul-betul efisien. Jika pemerintah menetapkan harga produksi petani (HPP) gula Rp8.200 per kg yang berarti dengan harga sebesar itu petani sudah untung, maka PTPN XII mematok HPP Rp5.200 per kg. Artinya, jika produksi PG tersebut laku Rp5.200 per kg, maka perusahaan sudah untung.
Dengan patokan harga sebesar itu, maka gula yang diproduksi PG Glenmor mampu bersaing dengan gula rafinasi maupun gula yang diproduksi PG-PG lain di dalam negeri.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, kata dia, menginformasikan bahwa ada perusahaan perkebunan yang siap mengkonversi tanaman kakao dan kopi untuk ditanami tebu dengan luas 1.500 hektare.
Perusahaan tersebut sudah mengajukan untuk mengkonversi tanaman tersebut ke pemerintah. Pendirian PG baru di tengah anjloknya harga tebu dan gula, kata dia, masih feasible secara bisnis karena kondisi turunnya harga komoditas tersebut bersifat sementara.
Anjloknya harga gula karena dipicu kebijakan impor gula yang tinggi sehingga berdampak merembes ke pasar dan menghancurkan harga gula nasional. Karena itulah, jika masalah tersebut dapat di atasi, maka otomatis harga gula akan kembali normal.